Minggu, 10 November 2013

[Resensi] Montase by Windry Ramadhina


Judul Buku     : Montase

Penulis             : Windry Ramadhina
Penerbit          : Gagas Media
Terbit              : Desember 2012
Tebal               : 368 halaman
ISBN                : 979-780-605-7
Genre              : Novel, Fiksi, Remaja,
Harga              : Rp. 49.000,00
Novel ini bercerita tentang seorang mahasiswa Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta bernama Rayyi yang punya minat pada film dokumenter tetapi ‘dipaksa’ oleh ayahnya, seorang produser film dan sinetron ternama di Indonesia, untuk belajar menjadi seorang produser. Tentu aja beban untuk meneruskan kesuksesan sang ayah dilimpahkan kepadanya.
Rayyi lalu bertemu dengan seorang gadis asal Jepang bernama Haru Enomoto yang sedang studi banding di kampus yang sama. Minat mereka pada film dokumenter membuat mereka jadi sering menghabiskan waktu bersama. Padahal, awalnya Rayyi nggak menyukai Haru lho, karena ia ngerasa ada persaingan di antara mereka. Kedekatan dengan Hariu inilah yang akhirnya bisa merubah pandangan hidup dan masa depan Rayyi.
Montase yang berasal dari kata montage, berarti kumpulan gambar bergerak yang menyerupai film. Ini merupakan novel keempat dari Windry Ramadhina. Novel sebelumnya yaitu Orange, Metropolis, dan Memori. Montase adalah novel yang berasal dari cerpen Windry berjudul Sakura di bulan April sebelumnya.
Sampul bukunya sederhana tetapi terkesan membawa kita pada kenangan, sakura yang berguguran di taman terekam oleh potongan rol film. Sederhana tapi membawa kesan tersendiri.
Nampaknya saat menulis novel ini, Windry melakukan riset begitu mendalam. Terbukti nih dengan membaca novelnya, kita jadi tahu bagaimana sih kehidupan para mahasiswa IKJ termasuk apa saja tugas-tugas kuliah yang mereka dapatkan. Selain itu, Windr menuliska kisah denan mendetail, teratur, dan mengalir hingga pembaca bisa membayangkan bagaimana sosok Haru yang mungil dan menggemaskan (◕‿◕✿).
Pada intinya, novel ini member nilai moral tentang usaha mengejar impian yang dimiliki, walaupun banyak rintangan menghadang di depan jalan. Penulis yang menggunakan sudut pandang Rayyi, membuat pembaca mengetahui karakter utama dengan baik lewat isi hatinya dan pikirannya secara langsung. Meski demikian, adalah tantangan tersendiri bagi penulis wanita untuk menggambarkan jalan pikiran pria.
Overall, novel ini bercerita tentang bagaimana proses seseorang untuk menjadi dewasa lewat keputusan-keputusan yang diambil. Selain itu,novel ini jga menyajikan persahabatan yang begitu kental. Serta bagaimana persahabatan tersebut menjadi pegangan bagi orang yang berusaha meraih mimpinya. Dalam buku ini juga diajarkan bagaimana seharusnya kita mengerti orang lain, apalagi sahabat dan orang terdekat kita.
Sederhana, menghanyutkan perasaan, dan menggugah. Cocok dibaca buat kamu yang lagi galau memilih antara keinginan orang tua atau minat kamu sendiri. Kamu bisa belajar menanggapi hal tersebut seperti Rayyi atau seperti Haru. Seperti apa mereka menanggapinya, kamu baca sendiri ya J
Kutipan
“Aku berharap tak pernah bertemu denganmu.
Supaya aku tak perlu menginginkanmu, memikirkanmu dalam lamunku.
Supaya aku tak mencarimu setiap kali aku rindu.
Supaya aku tak punya alasan untuk mencintaimu.
Dan terpuruk ketika akhirnya kau meninggalkanku.
Tapi...,
kalau aku benar-benar tak pernah bertemu denganmu, mungkin aku tak akan pernah tahu seperti apa rasanya berdua saja denganmu. Menikmati waktu bergulir tanpa terasa.
Aku juga tak mungkin bisa tahu seperti apa rasanya sungguh-sungguh mencintai...
dan dicintai sosok seindah sakura seperti dirimu.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar