Sabtu, 23 November 2013



ON FIRE: Point guard Pelita Jaya Energi Mega Persada Robert Santo Yunarto (kanan) melepaskan diri dari penjagaan Made Indra Novrihadi (Bimasakti Nikko Steel Malang), Sabtu (23/11). (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 24/11/2013
Pelita Jaya Sapu Bersih Seri I
SEPERTI prediksi sebelumnya, Pelita Jaya (PJ) Energi Mega Persada Jakarta menyapu bersih semua kemenangan di seri I Malang. Sebagai tim dengan organisasi permainan paling stabil, PJ mudah untuk mengalahkan Bimasakti Nikko Steel Malang 73-55 di kandangnya sendiri semalam.

Kemenangan tersebut adalah yang kelima bagi PJ di seri I itu. Sebelumnya, PJ telah memenangi laga melawan CLS Knights Surabaya, NSH GMC Jakarta, JNE BSC Bandung Utama, dan Hangtuah Sumsel IM secara beruntun.

Selain itu, kemenangan PJ selalu saja mantap. PJ nyaris tidak pernah tertinggal pada kuarter pertama dari semua lawan tersebut. Penampilan baik pada seri I itu menjadi warning bagi tim mana pun bahwa PJ merupakan salah satu kandidat terkuat untuk menjadi juara musim ini.

Kemenangan tersebut menjadi kado spesial bagi power forward Ponsianus Nyoman Indrawan. Koming, panggilannya, berhasil masuk klub elite 1.000 points club. Membutuhkan empat angka lagi untuk mencetak 1.000 poin, Koming malah berhasil membukukan 12 angka.

Top scorer PJ dalam pertandingan kemarin adalah Ary Chandra yang mencetak 20 poin. Dimas Aryo Dewanto -seperti biasa- membuat sebelas angka untuk kemenangan timnya.

"Tentu senang sekali mencapai seribu poin," ucap Koming seusai laga. "Apalagi,saya melakukannya di GOR Bimasakti, tempat saya memulai segalanya. Banyak teman juga yang menonton," imbuhnya.

Koming memang mengawali karir profesionalnya di Bimasakti pada 2006. Dia akhirnya pindah dan membela PJ pada musim pertama NBL Indonesia 2010-2011.

Dengan masuknya Koming, artinya ada empat pilar Pelita Jaya yang masuk 1.000 points club. Tiga lainnya adalah Ary Chandra, Andy Poedjakesuma, dan Dimas Aryo Dewanto. (nur/c11/ham)
Story Provided by Jawa Pos


ON FIRE: Point guard Pelita Jaya Energi Mega Persada Robert Santo Yunarto (kanan) melepaskan diri dari penjagaan Made Indra Novrihadi (Bimasakti Nikko Steel Malang), Sabtu (23/11). (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 24/11/2013
Pelita Jaya Sapu Bersih Seri I
SEPERTI prediksi sebelumnya, Pelita Jaya (PJ) Energi Mega Persada Jakarta menyapu bersih semua kemenangan di seri I Malang. Sebagai tim dengan organisasi permainan paling stabil, PJ mudah untuk mengalahkan Bimasakti Nikko Steel Malang 73-55 di kandangnya sendiri semalam.

Kemenangan tersebut adalah yang kelima bagi PJ di seri I itu. Sebelumnya, PJ telah memenangi laga melawan CLS Knights Surabaya, NSH GMC Jakarta, JNE BSC Bandung Utama, dan Hangtuah Sumsel IM secara beruntun.

Selain itu, kemenangan PJ selalu saja mantap. PJ nyaris tidak pernah tertinggal pada kuarter pertama dari semua lawan tersebut. Penampilan baik pada seri I itu menjadi warning bagi tim mana pun bahwa PJ merupakan salah satu kandidat terkuat untuk menjadi juara musim ini.

Kemenangan tersebut menjadi kado spesial bagi power forward Ponsianus Nyoman Indrawan. Koming, panggilannya, berhasil masuk klub elite 1.000 points club. Membutuhkan empat angka lagi untuk mencetak 1.000 poin, Koming malah berhasil membukukan 12 angka.

Top scorer PJ dalam pertandingan kemarin adalah Ary Chandra yang mencetak 20 poin. Dimas Aryo Dewanto -seperti biasa- membuat sebelas angka untuk kemenangan timnya.

"Tentu senang sekali mencapai seribu poin," ucap Koming seusai laga. "Apalagi,saya melakukannya di GOR Bimasakti, tempat saya memulai segalanya. Banyak teman juga yang menonton," imbuhnya.

Koming memang mengawali karir profesionalnya di Bimasakti pada 2006. Dia akhirnya pindah dan membela PJ pada musim pertama NBL Indonesia 2010-2011.

Dengan masuknya Koming, artinya ada empat pilar Pelita Jaya yang masuk 1.000 points club. Tiga lainnya adalah Ary Chandra, Andy Poedjakesuma, dan Dimas Aryo Dewanto. (nur/c11/ham)
Story Provided by Jawa Pos


JADI PENENTU: Point guard CLS Knights Surabaya Dimaz Muharri (tengah) melepaskan tembakan dan berupaya dihadang Erick Sebayang dari Satria Muda BritAma Jakarta di GOR Bimasakti, Sabtu malam (23/11). (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 24/11/2013
Berkat Kepahlawanan Genting Dimaz
CLS Menang Tipis 79-77 atas Satria Muda
KAPTEN CLS Knights Surabaya Dwi Haryoko nyaris menjadi pesakitan dalam laga kelas berat melawan Satria Muda (SM) Britama Jakarta di GOR Bimaskati Malang tadi malam. Mendapat jatah dua kali free throw enam detik sebelum kuarter keempat berakhir, dua kali pula Dwi gagal mengonversi peluang.

Untung bagi Dwi. Untung juga bagi CLS. Sisa waktu enam detik tidak cukup bagi SM untuk menyamakan kedudukan atau memastikan kemenangan. CLS menang dengan skor 79-77 dalam lanjutan seri I Speedy NBL Indonesia 2013-2014.

Dimaz Muharri menjadi pahlawan CLS. Secara heroik, point guard kelahiran Binjai, Sumatera Utara, tersebut melakukan apa pun saat laga menyisakan 19 detik.

Episode pertama kepahlawanan Dimaz terjadi saat dia melakukan steal kepada Erick Sebayang. Dengan cepat, Dimaz berlari sendirian dan melakukan easy layup untuk membawa CLS unggul 79-77.

Setelah itu, saat SM mencoba mengejar dalam situasi genting, Dimaz mengeblok tembakan Sebayang. Pemain berusia 28 tahun itu lantas melakukan rebound enam detik sebelum laga bubar.

Dimaz memang hanya mencetak empat poin. Namun, perannya dengan 7 rebound, 5 assist, dan 4 steal membuktikan bahwa dia adalah point guard serbaguna.

Jangan lupakan pula peran pemain muda Wisnu Budhidarma Saputra. Meski merasakan kesakitan karena cedera engkel kanan, absen dalam tiga pertandingan terakhir, Wisnu menjadi top scorer dengan mencatatkan 16 poin. ''Memang sempat sakit, tetapi untuk bergerak tidak terlalu. Kami lebih tenang dalam pertandingan ini,'' ucap Wisnu.

Selain Wisnu, small forward Tony Agus tampil baik dengan 15 poin. Shooting guard Sandy Febiansyakh menambahkan 10 angka untuk kemenangan timnya.

Memang, prediksi di awal menjadi kenyataan. Siapa pun tim yang bisa konsisten dengan gaya main sendiri akan tampil menjadi pemenang. CLS yang terus mengajak SM berlari akhirnya meraih victory ketiganya pada seri ini. Kemenangan itu sangat manis bagi CLS. Bagaimana tidak, CLS memang tidak terlalu dijagokan dalam big match tersebut. Secara materi, SM unggul atas CLS.

Pelatih CLS Kim Dong-won secara berani kembali mengusung zone defense 2-3. Itu tidak berhasil seratus persen. Sebab, zone defense Mr Kim berkali-kali dibombardir dengan tembakan dari area tiga angka.

Buktinya, dua penembak jitu SM Amin Prihantono dan Faisal J. Achmad merajalela dengan 21 poin dan 19 angka. Namun, andai kata Mr Kim memakai man-to-man marking pun, SM akan merajalela di paint area dan melakukan penetrasi.

Akhirnya, kekalahan SM ditentukan oleh banyaknya turnover, terutama pada detik-detik akhir pertandingan. Padahal, SM unggul jauh dalam rebound (39 berbanding 26). Itu termasuk capaian Rony Gunawan yang sudah dahsyat dengan double-double, 18 rebound plus 15 poin. ''Tetapi, kami memang kesulitan saat CLS melakukan zone defense,'' ucap Cokorda Raka S. Wibawa, head coach SM. (nur/c4/ham)


LEWAT MANA?: Aksi forward Aspac Jakarta Fandi Andika Ramadhani dalam game melawan Satya Wacana, Sabtu (23/11). (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 24/11/2013
Tidak Ada Underdog
BIG match hari terakhir Seri I Speedy NBL Indonesia akan mempertemukan juara bertahan Aspac Jakarta melawan peringkat ketiga musim lalu Garuda Kukar Bandung. Kalau melihat performa terakhir mereka, peluang menang kedua tim sama besar. Tidak ada underdog pada laga itu.

Kemarin (23/11) Aspac dikejutkan penampilan impresif Satya Wacana Metro LBC Bandung. Lewat pertarungan keras, ketat, dan intens, Aspac selamat dan akhirnya menang 71-67 via overtime.

Tanpa adanya Xaverius Prawiro dan Andakara Prastawa Dhayksa (dipanggil tim nasional) juga most valuable player musim lalu Pringgo Regowo (cedera lutut), Aspac memang kehilangan mesin poin.

Tidak ada satu pun pemain Aspac sekarang yang menjadi tujuan mencetak angka utama. Melawan Satya Wacana kemarin, field goal Aspac sangat rendah, hanya 29 persen (23/78).

Jadi, wajar kalau Satya Wacana akhirnya bisa memaksakan overtime. Sebuah tembakan dua angka point guard rookie Satya Wacana Januar Kuntara 44 detik sebelum kuarter keempat berakhir membuat kedudukan imbang 60-60.

Aspac selamat karena tembakan Luthfianes Gunawan pada detik terakhir gagal menemui sasaran. Pada babak overtime, Aspac berhasil mengatasi Satya Wacana karena bensin lawannya itu memang sudah habis.

"Kami terlalu banyak melakukan turnover. Terburu-buru," keluh Rastafari Horongbala, head coach Aspac. "Saat kami unggul delapan poin, bisa kesusul. Saat menang lima poin, juga kesusul," lanjut Fari, sapaannya.

Melawan Garuda, Fari menegaskan bahwa pertandingan akan sangat berat. Garuda adalah tim muda yang memiliki barisan pemain berbakat. "Shooter mereka bagus. Garuda adalah tim yang cukup komplet. Saat sparing sebelum ke Malang, kami juga sama kuat. Skornya 72-72 waktu itu (tanpa overtime)," imbuh Fari.

A.F. Rinaldo, pelatih Garuda, mengatakan bahwa tidak adanya Xaverius dan Prastawa memang menjadi keuntungan bagi timnya. Namun, Aspac tetaplah Aspac.

Garuda tampil cukup baik sepanjang seri I. Setelah kalah melawan CLS Knights Surabaya pada laga pembuka, Garuda terus menang dalam empat pertandingan. "Saya berharap pemain muda kami mampu mengatasi tekanan dan tetap bermain tenang dalam situasi genting," ucap Rinaldo. (nur/c6/ham)


LEWAT MANA?: Aksi forward Aspac Jakarta Fandi Andika Ramadhani dalam game melawan Satya Wacana, Sabtu (23/11). (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 24/11/2013
Tidak Ada Underdog
BIG match hari terakhir Seri I Speedy NBL Indonesia akan mempertemukan juara bertahan Aspac Jakarta melawan peringkat ketiga musim lalu Garuda Kukar Bandung. Kalau melihat performa terakhir mereka, peluang menang kedua tim sama besar. Tidak ada underdog pada laga itu.

Kemarin (23/11) Aspac dikejutkan penampilan impresif Satya Wacana Metro LBC Bandung. Lewat pertarungan keras, ketat, dan intens, Aspac selamat dan akhirnya menang 71-67 via overtime.

Tanpa adanya Xaverius Prawiro dan Andakara Prastawa Dhayksa (dipanggil tim nasional) juga most valuable player musim lalu Pringgo Regowo (cedera lutut), Aspac memang kehilangan mesin poin.

Tidak ada satu pun pemain Aspac sekarang yang menjadi tujuan mencetak angka utama. Melawan Satya Wacana kemarin, field goal Aspac sangat rendah, hanya 29 persen (23/78).

Jadi, wajar kalau Satya Wacana akhirnya bisa memaksakan overtime. Sebuah tembakan dua angka point guard rookie Satya Wacana Januar Kuntara 44 detik sebelum kuarter keempat berakhir membuat kedudukan imbang 60-60.

Aspac selamat karena tembakan Luthfianes Gunawan pada detik terakhir gagal menemui sasaran. Pada babak overtime, Aspac berhasil mengatasi Satya Wacana karena bensin lawannya itu memang sudah habis.

"Kami terlalu banyak melakukan turnover. Terburu-buru," keluh Rastafari Horongbala, head coach Aspac. "Saat kami unggul delapan poin, bisa kesusul. Saat menang lima poin, juga kesusul," lanjut Fari, sapaannya.

Melawan Garuda, Fari menegaskan bahwa pertandingan akan sangat berat. Garuda adalah tim muda yang memiliki barisan pemain berbakat. "Shooter mereka bagus. Garuda adalah tim yang cukup komplet. Saat sparing sebelum ke Malang, kami juga sama kuat. Skornya 72-72 waktu itu (tanpa overtime)," imbuh Fari.

A.F. Rinaldo, pelatih Garuda, mengatakan bahwa tidak adanya Xaverius dan Prastawa memang menjadi keuntungan bagi timnya. Namun, Aspac tetaplah Aspac.

Garuda tampil cukup baik sepanjang seri I. Setelah kalah melawan CLS Knights Surabaya pada laga pembuka, Garuda terus menang dalam empat pertandingan. "Saya berharap pemain muda kami mampu mengatasi tekanan dan tetap bermain tenang dalam situasi genting," ucap Rinaldo. (nur/c6/ham)


JADI PENENTU: Point guard CLS Knights Surabaya Dimaz Muharri (tengah) melepaskan tembakan dan berupaya dihadang Erick Sebayang dari Satria Muda BritAma Jakarta di GOR Bimasakti, Sabtu malam (23/11). (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 24/11/2013
Berkat Kepahlawanan Genting Dimaz
CLS Menang Tipis 79-77 atas Satria Muda
KAPTEN CLS Knights Surabaya Dwi Haryoko nyaris menjadi pesakitan dalam laga kelas berat melawan Satria Muda (SM) Britama Jakarta di GOR Bimaskati Malang tadi malam. Mendapat jatah dua kali free throw enam detik sebelum kuarter keempat berakhir, dua kali pula Dwi gagal mengonversi peluang.

Untung bagi Dwi. Untung juga bagi CLS. Sisa waktu enam detik tidak cukup bagi SM untuk menyamakan kedudukan atau memastikan kemenangan. CLS menang dengan skor 79-77 dalam lanjutan seri I Speedy NBL Indonesia 2013-2014.

Dimaz Muharri menjadi pahlawan CLS. Secara heroik, point guard kelahiran Binjai, Sumatera Utara, tersebut melakukan apa pun saat laga menyisakan 19 detik.

Episode pertama kepahlawanan Dimaz terjadi saat dia melakukan steal kepada Erick Sebayang. Dengan cepat, Dimaz berlari sendirian dan melakukan easy layup untuk membawa CLS unggul 79-77.

Setelah itu, saat SM mencoba mengejar dalam situasi genting, Dimaz mengeblok tembakan Sebayang. Pemain berusia 28 tahun itu lantas melakukan rebound enam detik sebelum laga bubar.

Dimaz memang hanya mencetak empat poin. Namun, perannya dengan 7 rebound, 5 assist, dan 4 steal membuktikan bahwa dia adalah point guard serbaguna.

Jangan lupakan pula peran pemain muda Wisnu Budhidarma Saputra. Meski merasakan kesakitan karena cedera engkel kanan, absen dalam tiga pertandingan terakhir, Wisnu menjadi top scorer dengan mencatatkan 16 poin. ''Memang sempat sakit, tetapi untuk bergerak tidak terlalu. Kami lebih tenang dalam pertandingan ini,'' ucap Wisnu.

Selain Wisnu, small forward Tony Agus tampil baik dengan 15 poin. Shooting guard Sandy Febiansyakh menambahkan 10 angka untuk kemenangan timnya.

Memang, prediksi di awal menjadi kenyataan. Siapa pun tim yang bisa konsisten dengan gaya main sendiri akan tampil menjadi pemenang. CLS yang terus mengajak SM berlari akhirnya meraih victory ketiganya pada seri ini. Kemenangan itu sangat manis bagi CLS. Bagaimana tidak, CLS memang tidak terlalu dijagokan dalam big match tersebut. Secara materi, SM unggul atas CLS.

Pelatih CLS Kim Dong-won secara berani kembali mengusung zone defense 2-3. Itu tidak berhasil seratus persen. Sebab, zone defense Mr Kim berkali-kali dibombardir dengan tembakan dari area tiga angka.

Buktinya, dua penembak jitu SM Amin Prihantono dan Faisal J. Achmad merajalela dengan 21 poin dan 19 angka. Namun, andai kata Mr Kim memakai man-to-man marking pun, SM akan merajalela di paint area dan melakukan penetrasi.

Akhirnya, kekalahan SM ditentukan oleh banyaknya turnover, terutama pada detik-detik akhir pertandingan. Padahal, SM unggul jauh dalam rebound (39 berbanding 26). Itu termasuk capaian Rony Gunawan yang sudah dahsyat dengan double-double, 18 rebound plus 15 poin. ''Tetapi, kami memang kesulitan saat CLS melakukan zone defense,'' ucap Cokorda Raka S. Wibawa, head coach SM. (nur/c4/ham)


MAN OF STEAL: Point guard CLS Knight Surabaya Dimaz Muharri (kiri) dan Center Satria Muda BritAma Jakarta Rony Gunawan saat berlaga di GOR Bimasakti Malang, Sabtu (23/11). (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 23/11/2013
[FLASH] CLS Knights Patahkan Ambisi SM BritAma
SATRIA Muda BritAma Jakarta gagal mewujudkan ambisi sapu bersih pada seri pembuka Speedy National Basketball League (NBL) Indonesia 2013-2014. Adalah CLS Knights Surabaya yang mematahkan ambisi tersebut. SM BritAma harus takluk 77-79 dari CLS Knights, dalam laga superketat yang berlangsung di GOR Bimasakti, Malang, Sabtu (23/11).
Disaksikan ribuan fans basket, kedua tim menyuguhkan duel sengit yang menghibur.  CLS Knights langsung tancap gas sejak tip-off. Tim polesan Kim Dong-won ini langsung leading hingga 10 poin, sebelum SM BritAma mampu mengejar lewat beberapa kali tembakan Amin Prihantono. Peran Amin di kuarter pertama, sangat vital dengan menyumbang 11 poin bagi SM BritAma.
Kejar-mengejar poin, sempat mewarnai laga di kuarter pertama. Sempat sama kuat 19-19, tembakan tiga angka Tony Agus setelah mendapat assist dari Mario “Roe” Wuysang di sisa 27 detik kuarter pertama menjadi pembeda skor kedua tim. CLS menutup kuarter pertama dengan keunggulan 22-19.
Memasuki kuarter kedua, suasana semakin tegang. Terbukti, ribuan penonton yang merasakan atmosfer pertandingan bahkan ikut larut dalam ketegangan. Tembakan dua poin Tony Agus setelah menerima assist dari Dimaz Muharri, membuka jalannya pertandingan kuarter kedua.
Tak hanya beradu kecepatan, kedua saling beradu akurasi. Field goal kedua tim pun terpaut tipis. Satria Muda memiliki field goal 41 persen, sedangkan CLS Knights 42 persen. Tak hanya unggul field goal, CLS juga memimpin perolehan poin diakhir kuarter kedua 42-36.
Adu tembakan tiga angka mengawali ketatnya kuarter ketiga. Tembakan tiga angka Andrie “Yayan” Ekayana, dibalas dengan sempurna oleh kapten SM BritAma Faisal Julius Achmad. Di kuarter ini, serangan yang dibangun kedua tim makin agresif. Dua tim ini juga memiliki kolektivitas permainan yang baik. Dengan skill individu tiap pemain yang mumpuni dipadu dengan teamwork yang solid, SM BritAma bisa memangkas selisih poin. Suasana venue begermuruh kala Arki Dikania Wisnu membalik keadaan menjadi 50-49.
Momentum yang didapat SM BritAma tersebut, mampu menekan permainan cepat CLS. Namun, CLS berhasil bangkit. Tertinggal 57-60, tembakan three point Wisnu Budhidarma menyamakan skor menjadi 60-60 pada sisa 2 menit kuarter ketiga. Wisnu pula yang membuat CLS kembali berbalik unggul 62-60 melalui akurasi dua free throw. CLS hanya unggul tipis 64-62 menutup kuarter ketiga.
Makin akhir, suasana pertandingan makin mendebarkan. SM BritAma berhasil mengejar, bahkan ganti memimpin dengan keunggulan 3 poin ketika kuarter empat tersisa 1 menit. Three point play kapten CLS Dwi Haryoko, berhasil menyamakan kedudukan menjadi 77-77.
Kapten tim CLS, Dimaz Muharri menjadi bintang kemenangan. Di sisa 15 detik, Dimaz berhasil melakukan steal bola penguasaan Erick Sebayang, lalu menyelesaikan dengan layup sempurna, mengubah skor menjadi 79-77 untuk keunggulan CLS. Skor ini bertahan hingga buzzer kuarter empat.
“Kunci penting permainan kami malam ini adalah konsistensi defense. Sejak awal, saya menginstruksikan pemain untuk selalu bertahan. Untuk menyerang, mereka harus fast break,” ungkap Andre Yuwadi, asisten pelatih CLS Knights Surabaya.
Empat pemain CLS membukukan double digit poin pada laga ini. Dipimpin oleh Wisnu Budhidarma yang menyumbang 16 poin, disusul oleh Tony Agus (15 poin), Andrie Ekayana dan  Sandy Febiansyakh masing-masing dengan tambahan 10 poin.
Dari SM BritAma, Amin Prihantono memimpin dengan donasi 21 poin. Disusul oleh Faisal J. Achmad (19 poin), Rony Gunawan (15 poin), dan Arki Dikania Wisnu (13 poin). Dengan tambahan 18 rebound, Rony Gunawan membukukan double-double ke-16 di pentas NBL Indonesia. (*)


MAN OF STEAL: Point guard CLS Knight Surabaya Dimaz Muharri (kiri) dan Center Satria Muda BritAma Jakarta Rony Gunawan saat berlaga di GOR Bimasakti Malang, Sabtu (23/11). (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 23/11/2013
[FLASH] CLS Knights Patahkan Ambisi SM BritAma
SATRIA Muda BritAma Jakarta gagal mewujudkan ambisi sapu bersih pada seri pembuka Speedy National Basketball League (NBL) Indonesia 2013-2014. Adalah CLS Knights Surabaya yang mematahkan ambisi tersebut. SM BritAma harus takluk 77-79 dari CLS Knights, dalam laga superketat yang berlangsung di GOR Bimasakti, Malang, Sabtu (23/11).
Disaksikan ribuan fans basket, kedua tim menyuguhkan duel sengit yang menghibur.  CLS Knights langsung tancap gas sejak tip-off. Tim polesan Kim Dong-won ini langsung leading hingga 10 poin, sebelum SM BritAma mampu mengejar lewat beberapa kali tembakan Amin Prihantono. Peran Amin di kuarter pertama, sangat vital dengan menyumbang 11 poin bagi SM BritAma.
Kejar-mengejar poin, sempat mewarnai laga di kuarter pertama. Sempat sama kuat 19-19, tembakan tiga angka Tony Agus setelah mendapat assist dari Mario “Roe” Wuysang di sisa 27 detik kuarter pertama menjadi pembeda skor kedua tim. CLS menutup kuarter pertama dengan keunggulan 22-19.
Memasuki kuarter kedua, suasana semakin tegang. Terbukti, ribuan penonton yang merasakan atmosfer pertandingan bahkan ikut larut dalam ketegangan. Tembakan dua poin Tony Agus setelah menerima assist dari Dimaz Muharri, membuka jalannya pertandingan kuarter kedua.
Tak hanya beradu kecepatan, kedua saling beradu akurasi. Field goal kedua tim pun terpaut tipis. Satria Muda memiliki field goal 41 persen, sedangkan CLS Knights 42 persen. Tak hanya unggul field goal, CLS juga memimpin perolehan poin diakhir kuarter kedua 42-36.
Adu tembakan tiga angka mengawali ketatnya kuarter ketiga. Tembakan tiga angka Andrie “Yayan” Ekayana, dibalas dengan sempurna oleh kapten SM BritAma Faisal Julius Achmad. Di kuarter ini, serangan yang dibangun kedua tim makin agresif. Dua tim ini juga memiliki kolektivitas permainan yang baik. Dengan skill individu tiap pemain yang mumpuni dipadu dengan teamwork yang solid, SM BritAma bisa memangkas selisih poin. Suasana venue begermuruh kala Arki Dikania Wisnu membalik keadaan menjadi 50-49.
Momentum yang didapat SM BritAma tersebut, mampu menekan permainan cepat CLS. Namun, CLS berhasil bangkit. Tertinggal 57-60, tembakan three point Wisnu Budhidarma menyamakan skor menjadi 60-60 pada sisa 2 menit kuarter ketiga. Wisnu pula yang membuat CLS kembali berbalik unggul 62-60 melalui akurasi dua free throw. CLS hanya unggul tipis 64-62 menutup kuarter ketiga.
Makin akhir, suasana pertandingan makin mendebarkan. SM BritAma berhasil mengejar, bahkan ganti memimpin dengan keunggulan 3 poin ketika kuarter empat tersisa 1 menit. Three point play kapten CLS Dwi Haryoko, berhasil menyamakan kedudukan menjadi 77-77.
Kapten tim CLS, Dimaz Muharri menjadi bintang kemenangan. Di sisa 15 detik, Dimaz berhasil melakukan steal bola penguasaan Erick Sebayang, lalu menyelesaikan dengan layup sempurna, mengubah skor menjadi 79-77 untuk keunggulan CLS. Skor ini bertahan hingga buzzer kuarter empat.
“Kunci penting permainan kami malam ini adalah konsistensi defense. Sejak awal, saya menginstruksikan pemain untuk selalu bertahan. Untuk menyerang, mereka harus fast break,” ungkap Andre Yuwadi, asisten pelatih CLS Knights Surabaya.
Empat pemain CLS membukukan double digit poin pada laga ini. Dipimpin oleh Wisnu Budhidarma yang menyumbang 16 poin, disusul oleh Tony Agus (15 poin), Andrie Ekayana dan  Sandy Febiansyakh masing-masing dengan tambahan 10 poin.
Dari SM BritAma, Amin Prihantono memimpin dengan donasi 21 poin. Disusul oleh Faisal J. Achmad (19 poin), Rony Gunawan (15 poin), dan Arki Dikania Wisnu (13 poin). Dengan tambahan 18 rebound, Rony Gunawan membukukan double-double ke-16 di pentas NBL Indonesia. (*)


KONSISTEN: Shooting guard Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta Ary Chandra (kanan) dijaga Made Indra Novrihadi dari Bimasakti Nikko Steel dalam laga di GOR Bimasakti, Sabtu (23/11) (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 23/11/2013
[FLASH] Pelita Jaya Sapu Bersih Seri Malang
PELITA Jaya Energi Mega Persada Jakarta menutup laga terakhirnya di seri pembuka Speedy National Basketball League (NBL) Indonesia 2013-2014 dengan hasil memuaskan. Tim besutan Nathaniel Canson ini, berhasil menyapu lima laga dengan kemenangan. Termasuk saat bersua tuan rumah, Bimasakti Nikko Steel Malang di GOR Bimasakti, Sabtu (23/11). Pelita Jaya menyudahi laga ini 73-55.
Kemenangan Pelita Jaya atas Bimasakti, sudah terlihat dari awal kuarter. Baru lima menit kuarter pertama berjalan, Pelita Jaya sudah unggul 10 poin. Dominasi Pelita Jaya ini, menutup kuarter awal dengan 19-5. Pada kuarter ini pula, Ponsianus ’Koming’ Nyoman Indrawan mencetak poin keseribunya di NBL Indonesia.
Memasuki kuarter kedua, Pelita Jaya tampil makin agresif. Sebanyak 18 poin, dicetak oleh Koming dkk. Sementara, Bimasakti “hanya” membukukan 15 poin. Diakhir kuarter kedua, Pelita Jaya masih unggul dengan perolehan 36-20.
Konsistensi permainan apik Pelita Jaya, berlanjut di kuarter ketiga. Berkali-kali melakukan fast break, Pelita Jaya dengan mudah menambah pundi-pundi poin mereka. Sementara itu, Bimasakti pun tak ingin mengalah. Total 20 poin mereka bukukan sepanjang kuarter ketiga. Skor kuarter ini 58-40.
Di kuarter akhir, Pelita Jaya menurunkan tempo serangan. Namun, hal ini tak dapat dimanfaatkan maksimal oleh Bimasakti. Pelita Jaya pun mengakhiri laga ini dengan kemenangan sekaligus menutup seri Malang dengan hasil sempurna (5 kemenangan).
“Saya puas sekali target sapu bersih di seri Malang ini bisa terwujud. Tadi saya menginstruksikan para pemain untuk tampil all-out. Sebab, ini pertandingan mereka di seri I. Setelah ini, mereka akan saya beri istirahat selama seminggu ke depan. Setelah itu, kami akan mulai latihan untuk seri II di Jakarta. Saya yakin kami bisa sapu bersih game lagi di Jakarta,” ungkap Nathaniel Canson, pelatih Pelita Jaya Energi Mega Persada.
Empat pilar Pelita Jaya, berperan penting atas kemenangan ini karena masing-masing mencetak double digit point. Mereka adalah Ary Chandra (20 poin), Koming (11 poin), Dimas Aryo Dewanto (11 poin), dan Robert Santo Yunarto (10 poin). (*)


KONSISTEN: Shooting guard Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta Ary Chandra (kanan) dijaga Made Indra Novrihadi dari Bimasakti Nikko Steel dalam laga di GOR Bimasakti, Sabtu (23/11) (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 23/11/2013
[FLASH] Pelita Jaya Sapu Bersih Seri Malang
PELITA Jaya Energi Mega Persada Jakarta menutup laga terakhirnya di seri pembuka Speedy National Basketball League (NBL) Indonesia 2013-2014 dengan hasil memuaskan. Tim besutan Nathaniel Canson ini, berhasil menyapu lima laga dengan kemenangan. Termasuk saat bersua tuan rumah, Bimasakti Nikko Steel Malang di GOR Bimasakti, Sabtu (23/11). Pelita Jaya menyudahi laga ini 73-55.
Kemenangan Pelita Jaya atas Bimasakti, sudah terlihat dari awal kuarter. Baru lima menit kuarter pertama berjalan, Pelita Jaya sudah unggul 10 poin. Dominasi Pelita Jaya ini, menutup kuarter awal dengan 19-5. Pada kuarter ini pula, Ponsianus ’Koming’ Nyoman Indrawan mencetak poin keseribunya di NBL Indonesia.
Memasuki kuarter kedua, Pelita Jaya tampil makin agresif. Sebanyak 18 poin, dicetak oleh Koming dkk. Sementara, Bimasakti “hanya” membukukan 15 poin. Diakhir kuarter kedua, Pelita Jaya masih unggul dengan perolehan 36-20.
Konsistensi permainan apik Pelita Jaya, berlanjut di kuarter ketiga. Berkali-kali melakukan fast break, Pelita Jaya dengan mudah menambah pundi-pundi poin mereka. Sementara itu, Bimasakti pun tak ingin mengalah. Total 20 poin mereka bukukan sepanjang kuarter ketiga. Skor kuarter ini 58-40.
Di kuarter akhir, Pelita Jaya menurunkan tempo serangan. Namun, hal ini tak dapat dimanfaatkan maksimal oleh Bimasakti. Pelita Jaya pun mengakhiri laga ini dengan kemenangan sekaligus menutup seri Malang dengan hasil sempurna (5 kemenangan).
“Saya puas sekali target sapu bersih di seri Malang ini bisa terwujud. Tadi saya menginstruksikan para pemain untuk tampil all-out. Sebab, ini pertandingan mereka di seri I. Setelah ini, mereka akan saya beri istirahat selama seminggu ke depan. Setelah itu, kami akan mulai latihan untuk seri II di Jakarta. Saya yakin kami bisa sapu bersih game lagi di Jakarta,” ungkap Nathaniel Canson, pelatih Pelita Jaya Energi Mega Persada.
Empat pilar Pelita Jaya, berperan penting atas kemenangan ini karena masing-masing mencetak double digit point. Mereka adalah Ary Chandra (20 poin), Koming (11 poin), Dimas Aryo Dewanto (11 poin), dan Robert Santo Yunarto (10 poin). (*)


1.000 POIN: Power forward Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta Ponsianus "Koming" Indrawan melakukan rebound saat berlaga melawan Bimasakti Nikko Steel, Sabtu (23/11). (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 23/11/2013
Koming Pemain ke-16 Gabung 1,000 Points Club
LAGA melawan Bimasakti Nikko Steel Malang,  Sabtu (23/11), menjadi  laga yang istimewa bagi wakil kapten Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta,  Ponsianus ’Koming’ Nyoman Indrawan. Di laga ini, Koming membukukan poin keseribu sepanjang kiprahnya di NBL Indonesia.
Hanya butuh tambahan 4 poin lagi untuk bergabung di klub elite 1,000 Points Club NBL Indonesia, Koming tak butuh waktu lama. Dia menggenapi poin keseribunya ketika kuarter pertama baru berjalan 1 menit. Setelah mencetak dua poin lewat aksi under basket, Koming mendapat dua free throw ketika kuarter pertama baru berjalan 1 menit. Koming mampu mengeksekusi sempurna dua kesempatan free throw tersebut.
Dengan raihan ini, Koming menjadi pemain ke-16 dalam daftar pencetak seribu poin di NBL Indonesia, dan sekaligus pemain keempat di Pelita Jaya yang tergabung dalam 1,000 Points Club. Menyusul ketiga rekannya yang sudah terlebih dahulu bergabung, yakni Ary Chandra, Andi ’Batam’ Poedjakesuma, dan Dimas Aryo Dewanto.
Saat mencetak poin keseribunya, Koming berusia 28 tahun lewat 102 hari. Yang lebih istimewa, momen itu dicatatkannya pada seri I yang berlangsung di GOR Bimasakti, Malang.
"Pencapaian ini diluar dugaan. Sebab, saya berhasil mencatatkan 1.000 poin di Malang. Saya dulu pernah membela Bimasakti dan bermain disini. Semoga ada pemain Pelita Jaya berikutnya yang cepat menembus seribu poin," ungkap power forward kelahiran Badung (Bali), 13 Agustus 1985 ini. (*)
Anggota 1,000 POINTS CLUB
Nama Pemain Klub Game Tanggal Usia 
1. Merio Ferdiansyah  Stadium  STD v ASP 13-10-2012 27 tahun 159 hari
2. Yanuar Dwi Priasmoro Bimasakti BSM v NSH 19-10-2012 23 tahun 282 hari
3. Faisal J. Achmad Satria Muda SMB v CLS 13-01-2013 31 tahun 31 hari
4. Bima Rizky Ardiansyah Bimasakti BSM v STD 14-01-2013 22 tahun 262 hari
5. Ary Chandra Pelita Jaya PJE v CLS 19-01-2013 28 tahun 70 hari
6. Xaverius Prawiro Aspac ASP v SMB 23-02-2013 26 tahun 55 hari
7. Respati Ragil Pamungkas Satya Wacana SWA v CLS 4-04-2013 22 tahun 1 hari
8. Andy Poedjakesuma Pelita Jaya PJE v PCF 21-04-2013 32 tahun 164 hari
9. Pringgo Regowo Aspac ASP v SWA 24-04-2013 25 tahun 298 hari
10. Gege Nagata Pacific PCF v BSM 28-04-2013 25 tahun 78 hari
11. Rachmad Febri Utomo CLS CLS v BSM 19-05-2013 28 tahun 100 hari
12. Dimas Aryo Dewanto Pelita Jaya PJE v STD 23-05-2013 27 tahun 21 hari
13. Oki Wira Sanjaya Aspac ASP v BSM 27-09-2013 23 tahun 315 hari
14. Tri Wilopo Hangtuah HTS v CLS 26-09-2013 27 tahun 96 hari
15. Sandy Febiansyakh CLS CLS v GRD 16-11-2013 27 tahun 273 hari
16. Ponsianus Indrawan Pelita Jaya BSM v PJE 23-11-2013 28 tahun 102 hari


1.000 POIN: Power forward Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta Ponsianus "Koming" Indrawan melakukan rebound saat berlaga melawan Bimasakti Nikko Steel, Sabtu (23/11). (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 23/11/2013
Koming Pemain ke-16 Gabung 1,000 Points Club
LAGA melawan Bimasakti Nikko Steel Malang,  Sabtu (23/11), menjadi  laga yang istimewa bagi wakil kapten Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta,  Ponsianus ’Koming’ Nyoman Indrawan. Di laga ini, Koming membukukan poin keseribu sepanjang kiprahnya di NBL Indonesia.
Hanya butuh tambahan 4 poin lagi untuk bergabung di klub elite 1,000 Points Club NBL Indonesia, Koming tak butuh waktu lama. Dia menggenapi poin keseribunya ketika kuarter pertama baru berjalan 1 menit. Setelah mencetak dua poin lewat aksi under basket, Koming mendapat dua free throw ketika kuarter pertama baru berjalan 1 menit. Koming mampu mengeksekusi sempurna dua kesempatan free throw tersebut.
Dengan raihan ini, Koming menjadi pemain ke-16 dalam daftar pencetak seribu poin di NBL Indonesia, dan sekaligus pemain keempat di Pelita Jaya yang tergabung dalam 1,000 Points Club. Menyusul ketiga rekannya yang sudah terlebih dahulu bergabung, yakni Ary Chandra, Andi ’Batam’ Poedjakesuma, dan Dimas Aryo Dewanto.
Saat mencetak poin keseribunya, Koming berusia 28 tahun lewat 102 hari. Yang lebih istimewa, momen itu dicatatkannya pada seri I yang berlangsung di GOR Bimasakti, Malang.
"Pencapaian ini diluar dugaan. Sebab, saya berhasil mencatatkan 1.000 poin di Malang. Saya dulu pernah membela Bimasakti dan bermain disini. Semoga ada pemain Pelita Jaya berikutnya yang cepat menembus seribu poin," ungkap power forward kelahiran Badung (Bali), 13 Agustus 1985 ini. (*)
Anggota 1,000 POINTS CLUB
Nama Pemain Klub Game Tanggal Usia 
1. Merio Ferdiansyah  Stadium  STD v ASP 13-10-2012 27 tahun 159 hari
2. Yanuar Dwi Priasmoro Bimasakti BSM v NSH 19-10-2012 23 tahun 282 hari
3. Faisal J. Achmad Satria Muda SMB v CLS 13-01-2013 31 tahun 31 hari
4. Bima Rizky Ardiansyah Bimasakti BSM v STD 14-01-2013 22 tahun 262 hari
5. Ary Chandra Pelita Jaya PJE v CLS 19-01-2013 28 tahun 70 hari
6. Xaverius Prawiro Aspac ASP v SMB 23-02-2013 26 tahun 55 hari
7. Respati Ragil Pamungkas Satya Wacana SWA v CLS 4-04-2013 22 tahun 1 hari
8. Andy Poedjakesuma Pelita Jaya PJE v PCF 21-04-2013 32 tahun 164 hari
9. Pringgo Regowo Aspac ASP v SWA 24-04-2013 25 tahun 298 hari
10. Gege Nagata Pacific PCF v BSM 28-04-2013 25 tahun 78 hari
11. Rachmad Febri Utomo CLS CLS v BSM 19-05-2013 28 tahun 100 hari
12. Dimas Aryo Dewanto Pelita Jaya PJE v STD 23-05-2013 27 tahun 21 hari
13. Oki Wira Sanjaya Aspac ASP v BSM 27-09-2013 23 tahun 315 hari
14. Tri Wilopo Hangtuah HTS v CLS 26-09-2013 27 tahun 96 hari
15. Sandy Febiansyakh CLS CLS v GRD 16-11-2013 27 tahun 273 hari
16. Ponsianus Indrawan Pelita Jaya BSM v PJE 23-11-2013 28 tahun 102 hari


TEMPEL KETAT: Shooting guard NSH GMC Jakarta R. Azzaryan Pradhitya (kiri) menjaga Merio Ferdiansyah dari Stadium Jakarta pada laga di GOR Bimasakti, Jumat (22/11). (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 23/11/2013
NSH GMC Menyulitkan
KEJUTAN terjadi saat Stadium Jakarta menghadapi NSH GMC Jakarta dalam lanjutan Seri I Speedy NBL Indonesia 2013-2014 di GOR Bimasakti Malang kemarin (22/11). Lewat pertandingan sangat ketat, Stadium akhirnya selamat dari kekalahan, menang dengan skor sangat tipis 55-53.

Andaikata tembakan jump stop bintang Stadium Merio Ferdiansyah tidak menemui sasaran empat detik sebelum pertandingan berakhir, laga akan menuju overtime. ''Saya dijaga sangat ketat sekali. Untunglah, akhirnya tembakan saya masuk,'' ucap Merio yang menjadi top scorer Stadium dengan 13 poin.

Perjuangan NSH menang di luar dugaan. Sebelum pertandingan, Stadium diprediksi melumat NSH, juru kunci klasemen sementara. Namun, apa yang ditunjukkan NSH sangatlah luar biasa. Mereka terus menempel ketat Stadium hingga akhir pertandingan. NSH tidak menyerah meski sudah tertinggal empat poin, satu menit sebelum laga berakhir. (nur/c17/ang)


TEMPEL KETAT: Shooting guard NSH GMC Jakarta R. Azzaryan Pradhitya (kiri) menjaga Merio Ferdiansyah dari Stadium Jakarta pada laga di GOR Bimasakti, Jumat (22/11). (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 23/11/2013
NSH GMC Menyulitkan
KEJUTAN terjadi saat Stadium Jakarta menghadapi NSH GMC Jakarta dalam lanjutan Seri I Speedy NBL Indonesia 2013-2014 di GOR Bimasakti Malang kemarin (22/11). Lewat pertandingan sangat ketat, Stadium akhirnya selamat dari kekalahan, menang dengan skor sangat tipis 55-53.

Andaikata tembakan jump stop bintang Stadium Merio Ferdiansyah tidak menemui sasaran empat detik sebelum pertandingan berakhir, laga akan menuju overtime. ''Saya dijaga sangat ketat sekali. Untunglah, akhirnya tembakan saya masuk,'' ucap Merio yang menjadi top scorer Stadium dengan 13 poin.

Perjuangan NSH menang di luar dugaan. Sebelum pertandingan, Stadium diprediksi melumat NSH, juru kunci klasemen sementara. Namun, apa yang ditunjukkan NSH sangatlah luar biasa. Mereka terus menempel ketat Stadium hingga akhir pertandingan. NSH tidak menyerah meski sudah tertinggal empat poin, satu menit sebelum laga berakhir. (nur/c17/ang)


TANGGUH: Big man Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta Ponsianus Indrawan (kiri) melewati Schiffo Julian Liogu (Hangtuah Sumsel) saat bertanding di GOR Bimasakti, Jumat (22/11). (Foto:Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 23/11/2013
Pelita Jaya Menuju Sapu Bersih
PELITA Jaya Energi Mega Persada selangkah lagi akan menyapu bersih semua kemenangan di seri I Speedy NBL Indonesia 2013-2014. Semalam Ponsianus Nyoman Indrawan dkk mengatasi perlawanan tim kuda hitam Hangtuah Sumsel IM dengan skor 85-62 di GOR Bimasakti Malang.

PJ menyisakan satu laga lagi di seri I melawan Bimasakti Nikko Steel Malang hari ini (23/11). Di atas kertas, PJ akan mudah menundukkan Bimasakti yang memang kualitasnya menurun tajam pada musim ini.

Kemenangan PJ melawan Hangtuah sudah tercium pada awal pertandingan. Koming -panggilan Ponsianus Nyoman Indrawan-, kapten PJ, di laga kemarin menggila dengan donasi 12 angka pada kuarter pertama. PJ unggul 26-11.

Pada laga kemarin, Koming total mencatat 14 angka. Dengan tambahan itu, mantan power forward Bimasakti tersebut sudah membukukan 996 angka sepanjang karirnya di NBL Indonesia.

Itu berarti Koming membutuhkan tambahan empat angka lagi untuk bergabung dalam klub 1,000 poin di NBL Indonesia. Selain Koming, small forward PJ Hendru Ramli tampil luar biasa dengan double-double 15 poin dan 13 rebound. Shooting guard Dimas Aryo Dewanto juga subur dengan sumbangan 14 angka. ''Ah, hanya hoki saja,'' ucap Hendru yang mencatat double-double ketiganya secara beruntun di seri I tersebut.

Nathaniel Canson, head coach PJ, mengatakan bahwa dirinya mengenal betul karakter Hangtuah, tim yang dilatihnya dua musim lalu. ''Saya cukup hafal kebiasaan pemain Hangtuah. Apalagi, mereka tampil tidak dalam performa terbaik malam ini,'' ucap Coach Nath.

Coach Nath menambahkan bahwa sapu bersih memang menjadi tujuan dan target utama dari manajemen. Namun, PJ yang secara kualitas berada di atas Bimasakti tidak akan memandang remeh. Semua tim akan diperlakukan dengan sama seriusnya.

Kemenangan PJ kemarin membuktikan bahwa mereka tetap solid meski Andy Poedjakesuma harus absen karena cedera. Pemain yang akrab disapa Batam itu selama ini dikenal sebagai scorer utama PJ. Batam dengan jam terbangnya yang tinggi juga menjadi leader di tim. Ternyata, PJ tetap solid tanpa Batam.

Tidak hanya di musim reguler, konsistensi PJ itu sangat penting untuk championship series nanti. Sebab, saat itu risiko terjadinya cedera makin besar. (nur/c4/ang)


MENGGIGIT: Power forward Garuda Kukar Bandung Fadlan Minallah (kiri) dikawal Luke Martinus dari JNE BSC Bandung Utama dalam pertandingan di GOR Bimasakti, Jumat (22/11). (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 23/11/2013
Garuda Menang Derby
JNE BSC Bandung Utama memang bukan lagi tim musim lalu, tim yang terpuruk di dasar klasemen Speedy NBL Indonesia 2012-2013. Menempuh merger, merombak manajemen, dan menambah pemain-pemain baru, Bandung Utama bisa menjadi calon kuat tim yang menembus championship series.

Bandung Utama bukanlah tim yang mudah dibabat seperti season lalu, saat masih bernama Tonga BSC Jakarta. Namun, Bandung Utama harus terus memperkuat kekompakan bermain dan mentalitas, terutama untuk menghadapi saat-saat krusial.

Hal tersebut tersaji saat Bandung Utama menjalani derby pertama melawan Garuda Kukar Bandung pada lanjutan seri I Malang kemarin (22/11). Memberikan perlawanan yang sangat ketat sejak awal, Bandung Utama anjlok pada lima menit akhir. Bandung Utama akhirnya kalah dengan skor 69-85.

"Kami out of control pada lima menit terakhir," keluh Bintoro, pelatih Bandung Utama. (nur/c11/ang)


MENGGIGIT: Power forward Garuda Kukar Bandung Fadlan Minallah (kiri) dikawal Luke Martinus dari JNE BSC Bandung Utama dalam pertandingan di GOR Bimasakti, Jumat (22/11). (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 23/11/2013
Garuda Menang Derby
JNE BSC Bandung Utama memang bukan lagi tim musim lalu, tim yang terpuruk di dasar klasemen Speedy NBL Indonesia 2012-2013. Menempuh merger, merombak manajemen, dan menambah pemain-pemain baru, Bandung Utama bisa menjadi calon kuat tim yang menembus championship series.

Bandung Utama bukanlah tim yang mudah dibabat seperti season lalu, saat masih bernama Tonga BSC Jakarta. Namun, Bandung Utama harus terus memperkuat kekompakan bermain dan mentalitas, terutama untuk menghadapi saat-saat krusial.

Hal tersebut tersaji saat Bandung Utama menjalani derby pertama melawan Garuda Kukar Bandung pada lanjutan seri I Malang kemarin (22/11). Memberikan perlawanan yang sangat ketat sejak awal, Bandung Utama anjlok pada lima menit akhir. Bandung Utama akhirnya kalah dengan skor 69-85.

"Kami out of control pada lima menit terakhir," keluh Bintoro, pelatih Bandung Utama. (nur/c11/ang)


TANGGUH: Big man Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta Ponsianus Indrawan (kiri) melewati Schiffo Julian Liogu (Hangtuah Sumsel) saat bertanding di GOR Bimasakti, Jumat (22/11). (Foto:Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 23/11/2013
Pelita Jaya Menuju Sapu Bersih
PELITA Jaya Energi Mega Persada selangkah lagi akan menyapu bersih semua kemenangan di seri I Speedy NBL Indonesia 2013-2014. Semalam Ponsianus Nyoman Indrawan dkk mengatasi perlawanan tim kuda hitam Hangtuah Sumsel IM dengan skor 85-62 di GOR Bimasakti Malang.

PJ menyisakan satu laga lagi di seri I melawan Bimasakti Nikko Steel Malang hari ini (23/11). Di atas kertas, PJ akan mudah menundukkan Bimasakti yang memang kualitasnya menurun tajam pada musim ini.

Kemenangan PJ melawan Hangtuah sudah tercium pada awal pertandingan. Koming -panggilan Ponsianus Nyoman Indrawan-, kapten PJ, di laga kemarin menggila dengan donasi 12 angka pada kuarter pertama. PJ unggul 26-11.

Pada laga kemarin, Koming total mencatat 14 angka. Dengan tambahan itu, mantan power forward Bimasakti tersebut sudah membukukan 996 angka sepanjang karirnya di NBL Indonesia.

Itu berarti Koming membutuhkan tambahan empat angka lagi untuk bergabung dalam klub 1,000 poin di NBL Indonesia. Selain Koming, small forward PJ Hendru Ramli tampil luar biasa dengan double-double 15 poin dan 13 rebound. Shooting guard Dimas Aryo Dewanto juga subur dengan sumbangan 14 angka. ''Ah, hanya hoki saja,'' ucap Hendru yang mencatat double-double ketiganya secara beruntun di seri I tersebut.

Nathaniel Canson, head coach PJ, mengatakan bahwa dirinya mengenal betul karakter Hangtuah, tim yang dilatihnya dua musim lalu. ''Saya cukup hafal kebiasaan pemain Hangtuah. Apalagi, mereka tampil tidak dalam performa terbaik malam ini,'' ucap Coach Nath.

Coach Nath menambahkan bahwa sapu bersih memang menjadi tujuan dan target utama dari manajemen. Namun, PJ yang secara kualitas berada di atas Bimasakti tidak akan memandang remeh. Semua tim akan diperlakukan dengan sama seriusnya.

Kemenangan PJ kemarin membuktikan bahwa mereka tetap solid meski Andy Poedjakesuma harus absen karena cedera. Pemain yang akrab disapa Batam itu selama ini dikenal sebagai scorer utama PJ. Batam dengan jam terbangnya yang tinggi juga menjadi leader di tim. Ternyata, PJ tetap solid tanpa Batam.

Tidak hanya di musim reguler, konsistensi PJ itu sangat penting untuk championship series nanti. Sebab, saat itu risiko terjadinya cedera makin besar. (nur/c4/ang)


BAWA PERUBAHAN: Mario Wuysang (kiri) akan menjadi leader CLS Knights Surabaya saat melawan Satria Muda Jakarta. Dengan kecepatannya, Vamiga Michel bisa menyusup ke pertahanan CLS. (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 23/11/2013
Paksa Terus Berlari
CLS Knights Surabaya dan Satria Muda Britama Jakarta mengalami nasib serupa di Speedy NBL Indonesia 2013-2014. CLS maupun SM sama-sama mengganti pelatihnya. Itu berarti sistem, skema, dan pendekatan permainan dua tim mengalami pergeseran.

CLS kembali memakai jasa pelatih asing season ini dengan mengontrak arsitek asal Korea Selatan Kim Dong-won. Sementara itu, SM merekrut pelatih muda Cokorda Raka S. Wibawa.

Mr Kim -panggilan Kim Dong-won- menyuntikkan gaya permainan Korea. Dia mengandalkan permainan cepat, bertumpu kepada kemampuan mencetak angka barisan guard.

Pada awal musim reguler ini, CLS bersama Mr Kim cukup menjanjikan. Kedatangan Mario Wuysang membuat CLS seolah berubah menjadi tim yang tidak terkalahkan, membabat Garuda Kukar Bandung pada laga perdana dengan skor telak 82-61 (16/11).

Namun, ternyata CLS rapuh. Saat akurasi tembakan menurun, CLS menjadi tim biasa saja. Buktinya, CLS keok dua kali beruntun melawan Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta dan Hangtuah Sumsel IM.

''Kami memang masih belum kompak,'' ujar Mr Kim. ''Kami perlu banyak berlatih lagi. Apalagi, Mario Wuysang juga belum menyatu. Dia baru bergabung sebulan dengan tim ini,'' imbuh pelatih berusia 65 tahun itu.

Mr Kim menegaskan bahwa SM adalah tim yang sangat tangguh. Tim tersebut berisi pemain-pemain hebat. Kalau di lihat dari daftar pemain, SM mungkin adalah tim terkuat di Indonesia saat ini.

Absennya power forward Vinton Nolland Surawi yang diskors lima pertandingan karena menyikut Gian Gumilar (Satya Wacana Metro LBC Bandung) (19/11) tidak terlalu mereduksi kekuatan SM. Sebab, di sana masih ada Rony Gunawan, Agustinus Indrajaya, plus dua big man muda Kevin Yonas dan Riza Setyo.

Kalah di posisi big man, CLS seharusnya bermain dengan cepat dan terus bergerak (moving) untuk mengacaukan defense SM yang bertumpu kepada double center.

CLS merupakan tim terbaik di Indonesia dalam hal transisi antara defense ke offense. Fast break (atau second break) menjadi andalan CLS untuk membunuh lawan-lawannya. Itu yang harus dimanfaatkan.

Satu lagi, akurasi tembakan CLS haruslah tinggi. Jika persentase shooting buruk dan field goal rendah, CLS hampir bisa dipastikan kalah. Jika CLS bermain lambat, besar kemungkinan mereka juga akan disikat SM.

Karena kalah secara materi pemain, Mr Kim tidak mau ambil risiko dengan bermain zone defense. Sebab, jika sistem itu menjadi pilihan, big man SM akan merajalela. Man-to-man marking menjadi pilihan agar skema jaga-bantu (help-recovery) tim terjaga. ''Tidak perlu luar biasa. Kalau main normal saja, kami bisa menang,'' ucap Andrie Ekayana, guard flamboyan CLS.

Sementara itu, di bawah kendali Cokorda Raka ''Wiwin'' S. Wibawa, SM lamat-lamat sudah menemukan kekompakan. Sebagai pelatih yang dulu berposisi sebagai center, mindset permainan SM di bawah Wiwin adalah set-play, lambat, namun efisien dalam mencetak angka.

''Small man CLS sangat bagus. Saya kira mereka yang lebih diandalkan. Absennya Vinton tentu berpengaruh dalam defense dan scoring. Dia adalah pemain inti kami,'' tandas Wiwin.

Pada akhirnya, pemenang laga ini adalah tim yang bisa membuat lawan mengikuti cara main mereka. Jika CLS memaksa SM bermain cepat, CLS bakal menang. (nur/c4/ang)

Small Man versus Big Man

Duel CLS Knights Surabaya melawan Satria Muda Britama Jakarta malam nanti adalah pertemuan dua tim dengan kekuatan kontras. CLS sangat mengandalkan small man, sedangkan SM kuat di big man. Dengan perbedaan tersebut, laga bisa berlangsung sangat seru. Berikut duel kunci kedua tim:

Andrie Ekayana (CLS) v Amin Prihantono (SM)

Keduanya memiliki kemampuan shooting yang sangat bagus. Namun, Yayan -panggilan Andrie Ekayana- lebih cepat, lincah, dan punya kelenturan tubuh lebih baik. Namun, jika Amin dilepas dalam kondisi ruang tembak yang kosong, kiamat untuk CLS.

Dwi Haryoko v Rony Gunawan

Tipikal kedua pemain ini nyaris sama. Dwi dan Rony memiliki kemampuan yang komplet sebagai center. Permainan bawah ring oke, tembakan mendium juga baik. Namun, Rony lebih taktis, akurat, dan efektif. Sedangkan Dwi unggul dalam kecepatan.

Mario Wuysang v Vamiga Michel

Duel dua pemain beda generasi. Vamiga adalah representasi permainan lambat SM. Gerakan Vamiga juga sering tidak efektif. Kelebihan Vamiga adalah rentang tangan yang panjang, berguna dalam steal dan defense. Sementara itu, Mario Wuysang bisa membawa perubahan. Visi permainannya masih luar biasa. Tembakan Wuysang juga tetap bagus.

Story Provided by Jawa Pos


BAWA PERUBAHAN: Mario Wuysang (kiri) akan menjadi leader CLS Knights Surabaya saat melawan Satria Muda Jakarta. Dengan kecepatannya, Vamiga Michel bisa menyusup ke pertahanan CLS. (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 23/11/2013
Paksa Terus Berlari
CLS Knights Surabaya dan Satria Muda Britama Jakarta mengalami nasib serupa di Speedy NBL Indonesia 2013-2014. CLS maupun SM sama-sama mengganti pelatihnya. Itu berarti sistem, skema, dan pendekatan permainan dua tim mengalami pergeseran.

CLS kembali memakai jasa pelatih asing season ini dengan mengontrak arsitek asal Korea Selatan Kim Dong-won. Sementara itu, SM merekrut pelatih muda Cokorda Raka S. Wibawa.

Mr Kim -panggilan Kim Dong-won- menyuntikkan gaya permainan Korea. Dia mengandalkan permainan cepat, bertumpu kepada kemampuan mencetak angka barisan guard.

Pada awal musim reguler ini, CLS bersama Mr Kim cukup menjanjikan. Kedatangan Mario Wuysang membuat CLS seolah berubah menjadi tim yang tidak terkalahkan, membabat Garuda Kukar Bandung pada laga perdana dengan skor telak 82-61 (16/11).

Namun, ternyata CLS rapuh. Saat akurasi tembakan menurun, CLS menjadi tim biasa saja. Buktinya, CLS keok dua kali beruntun melawan Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta dan Hangtuah Sumsel IM.

''Kami memang masih belum kompak,'' ujar Mr Kim. ''Kami perlu banyak berlatih lagi. Apalagi, Mario Wuysang juga belum menyatu. Dia baru bergabung sebulan dengan tim ini,'' imbuh pelatih berusia 65 tahun itu.

Mr Kim menegaskan bahwa SM adalah tim yang sangat tangguh. Tim tersebut berisi pemain-pemain hebat. Kalau di lihat dari daftar pemain, SM mungkin adalah tim terkuat di Indonesia saat ini.

Absennya power forward Vinton Nolland Surawi yang diskors lima pertandingan karena menyikut Gian Gumilar (Satya Wacana Metro LBC Bandung) (19/11) tidak terlalu mereduksi kekuatan SM. Sebab, di sana masih ada Rony Gunawan, Agustinus Indrajaya, plus dua big man muda Kevin Yonas dan Riza Setyo.

Kalah di posisi big man, CLS seharusnya bermain dengan cepat dan terus bergerak (moving) untuk mengacaukan defense SM yang bertumpu kepada double center.

CLS merupakan tim terbaik di Indonesia dalam hal transisi antara defense ke offense. Fast break (atau second break) menjadi andalan CLS untuk membunuh lawan-lawannya. Itu yang harus dimanfaatkan.

Satu lagi, akurasi tembakan CLS haruslah tinggi. Jika persentase shooting buruk dan field goal rendah, CLS hampir bisa dipastikan kalah. Jika CLS bermain lambat, besar kemungkinan mereka juga akan disikat SM.

Karena kalah secara materi pemain, Mr Kim tidak mau ambil risiko dengan bermain zone defense. Sebab, jika sistem itu menjadi pilihan, big man SM akan merajalela. Man-to-man marking menjadi pilihan agar skema jaga-bantu (help-recovery) tim terjaga. ''Tidak perlu luar biasa. Kalau main normal saja, kami bisa menang,'' ucap Andrie Ekayana, guard flamboyan CLS.

Sementara itu, di bawah kendali Cokorda Raka ''Wiwin'' S. Wibawa, SM lamat-lamat sudah menemukan kekompakan. Sebagai pelatih yang dulu berposisi sebagai center, mindset permainan SM di bawah Wiwin adalah set-play, lambat, namun efisien dalam mencetak angka.

''Small man CLS sangat bagus. Saya kira mereka yang lebih diandalkan. Absennya Vinton tentu berpengaruh dalam defense dan scoring. Dia adalah pemain inti kami,'' tandas Wiwin.

Pada akhirnya, pemenang laga ini adalah tim yang bisa membuat lawan mengikuti cara main mereka. Jika CLS memaksa SM bermain cepat, CLS bakal menang. (nur/c4/ang)

Small Man versus Big Man

Duel CLS Knights Surabaya melawan Satria Muda Britama Jakarta malam nanti adalah pertemuan dua tim dengan kekuatan kontras. CLS sangat mengandalkan small man, sedangkan SM kuat di big man. Dengan perbedaan tersebut, laga bisa berlangsung sangat seru. Berikut duel kunci kedua tim:

Andrie Ekayana (CLS) v Amin Prihantono (SM)

Keduanya memiliki kemampuan shooting yang sangat bagus. Namun, Yayan -panggilan Andrie Ekayana- lebih cepat, lincah, dan punya kelenturan tubuh lebih baik. Namun, jika Amin dilepas dalam kondisi ruang tembak yang kosong, kiamat untuk CLS.

Dwi Haryoko v Rony Gunawan

Tipikal kedua pemain ini nyaris sama. Dwi dan Rony memiliki kemampuan yang komplet sebagai center. Permainan bawah ring oke, tembakan mendium juga baik. Namun, Rony lebih taktis, akurat, dan efektif. Sedangkan Dwi unggul dalam kecepatan.

Mario Wuysang v Vamiga Michel

Duel dua pemain beda generasi. Vamiga adalah representasi permainan lambat SM. Gerakan Vamiga juga sering tidak efektif. Kelebihan Vamiga adalah rentang tangan yang panjang, berguna dalam steal dan defense. Sementara itu, Mario Wuysang bisa membawa perubahan. Visi permainannya masih luar biasa. Tembakan Wuysang juga tetap bagus.

Story Provided by Jawa Pos


TAK TERBENDUNG: Shooting guard Pacific Caesar Surabaya Gege Nagata (kiri) dihadang Herman Kurniawan (NSH GMC Jakarta) saat bertanding di GOR Bimasakti, Sabtu (23/11). (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 23/11/2013
[FLASH] Pacific Kandaskan NSH GMC
BELENGGU ’juru kunci’ belum mampu ditanggalkan NSH GMC Jakarta. Menyusul lima kekalahan  beruntun yang harus mereka derita sepanjang seri pembuka musim reguler Speedy National Basketball League (NBL) Indonesia 2013-2014 di GOR Bimasakti Malang. Termasuk saat melakoni laga terakhir melawan Pacific Caesar Surabaya, Sabtu (23/11). NSH GMC harus menyerah 63-89.
Pada awal kuarter pertama, NSH GMC tampil menjanjikan. Herman Kurniawan dan sang kapten Juliano Gandhi menjadi poin utama NSH GMC. Di sisi lain, Pacific juga tak mau kalah. Duet Airlangga Sabara dan Hery Listyono membuat permainan Pacific lebih perkasa. Kuarter pertama, berakhir 22-11 atas keunggulan Pacific.
Serangan NSH GMC di kuarter kedua yang tak kunjung membaik membuat Pacific dengan mudah menambah poin. Saat kuarter ini, giliran Eko Sasmito yang tampil garang. Sepanjang kuarter kedua, Eko mengemas 7 poin bagi Pacific. Keunggulan Pacific pun semakin jauh, yakni 45-24 saat akhir kuarter kedua.
Selepas half time, NSH GMC kian terpuruk. Stamina yang terus menurun, membuat mereka tak dapat meredam gempuran pemain Pacific. Hasilnya, Pacific memimpin kian jauh, 65-38.
Serangan Pacific justru makin tajam di kuarter akhir. Transisi yang baik membuat Pacific makin percaya diri menyerang NSH. Laga ini pun berakhir dengan kemenangan Pacific.
Ditemui usai pertandingan, Eddy Santoso pelatih Pacific Surabaya mengungkapkan ia puas dengan kinerja timnya di pertandingan ini. “Para pemain tampil disiplin dan konsisten di pertandingan ini. Saya harap mereka bisa terus menjaga momentum positif ini saat pertandingan melawan Satria Muda besok (Minggu, 24/11),” ungkap pelatih yang akrab disapa Hok Sui ini.
Empat pemain Pacific tampil gemilang di laga ini dengan membukukan double digit point. Mereka adalah Gege Nagata (18 poin), Eko Sasmito (15 poin), Airlangga Sabara (12 poin), dan Hery Listyono (10 poin). Sementara, dari kubu NSH GMC, Juliano Gandhi tampil sebagai pendulang angka tertinggi dengan membukukan 21 poin. (*)


TAK TERBENDUNG: Shooting guard Pacific Caesar Surabaya Gege Nagata (kiri) dihadang Herman Kurniawan (NSH GMC Jakarta) saat bertanding di GOR Bimasakti, Sabtu (23/11). (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 23/11/2013
[FLASH] Pacific Kandaskan NSH GMC
BELENGGU ’juru kunci’ belum mampu ditanggalkan NSH GMC Jakarta. Menyusul lima kekalahan  beruntun yang harus mereka derita sepanjang seri pembuka musim reguler Speedy National Basketball League (NBL) Indonesia 2013-2014 di GOR Bimasakti Malang. Termasuk saat melakoni laga terakhir melawan Pacific Caesar Surabaya, Sabtu (23/11). NSH GMC harus menyerah 63-89.
Pada awal kuarter pertama, NSH GMC tampil menjanjikan. Herman Kurniawan dan sang kapten Juliano Gandhi menjadi poin utama NSH GMC. Di sisi lain, Pacific juga tak mau kalah. Duet Airlangga Sabara dan Hery Listyono membuat permainan Pacific lebih perkasa. Kuarter pertama, berakhir 22-11 atas keunggulan Pacific.
Serangan NSH GMC di kuarter kedua yang tak kunjung membaik membuat Pacific dengan mudah menambah poin. Saat kuarter ini, giliran Eko Sasmito yang tampil garang. Sepanjang kuarter kedua, Eko mengemas 7 poin bagi Pacific. Keunggulan Pacific pun semakin jauh, yakni 45-24 saat akhir kuarter kedua.
Selepas half time, NSH GMC kian terpuruk. Stamina yang terus menurun, membuat mereka tak dapat meredam gempuran pemain Pacific. Hasilnya, Pacific memimpin kian jauh, 65-38.
Serangan Pacific justru makin tajam di kuarter akhir. Transisi yang baik membuat Pacific makin percaya diri menyerang NSH. Laga ini pun berakhir dengan kemenangan Pacific.
Ditemui usai pertandingan, Eddy Santoso pelatih Pacific Surabaya mengungkapkan ia puas dengan kinerja timnya di pertandingan ini. “Para pemain tampil disiplin dan konsisten di pertandingan ini. Saya harap mereka bisa terus menjaga momentum positif ini saat pertandingan melawan Satria Muda besok (Minggu, 24/11),” ungkap pelatih yang akrab disapa Hok Sui ini.
Empat pemain Pacific tampil gemilang di laga ini dengan membukukan double digit point. Mereka adalah Gege Nagata (18 poin), Eko Sasmito (15 poin), Airlangga Sabara (12 poin), dan Hery Listyono (10 poin). Sementara, dari kubu NSH GMC, Juliano Gandhi tampil sebagai pendulang angka tertinggi dengan membukukan 21 poin. (*)


PATUT DIWASPADAI: Shooting Guard Satya Wacana Metro LBC Bandung Yo Sua (kiri) dibawah penjagaan Fandi Andika Ramadhani dari Aspac Jakarta dalam laga di GOR Bimasakti Malang, Sabtu (23/11). (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 23/11/2013
[FLASH] Satya Wacana Paksakan Overtime
SELURUH kontestan Speedy NBL Indonesia musim ini, harus lebih mewaspadai sepak terjang tim kuda hitam Satya Wacana Metro LBC Bandung.  Beberapa hari lalu, Satya Wacana hampir mengalahkan Satria Muda BritAma Jakarta. Ancaman serupa kembali mereka tunjukkan saat berhadapan dengan juara bertahan, Aspac Jakarta, dalam lanjutan Seri I Malang di GOR Bimasakti, Sabtu (23/11). Satya Wacana akhirnya menyerah 67-71.  Namun, mereka berhasil memaksa juara bertahan bermain hingga overtime (babak tambahan).
Kurang dari 10 detik kuarter pertama dimulai, Aspac sudah menggebrak. Lewat tembakan tiga angka Oki Wira Sanjaya, Aspac mencuri tiga angka lebih dulu game ini. Baik Satya Wacana dan Aspac, banyak mengandalkan tembakan medium sepanjang kuarter satu. Namun, akurasi Aspac yang lebih bagus membuat sang juara bertahan memimpin 21-14 di awal kuarter pertama.
Satya Wacana bangkit dan mampu membuat suasana kuarter kedua menjadi sedikit lebih tegang. Tertinggal 19-21, tembakan tiga angka Yo Sua membalikkan keadaan 22-21. Meski demikian, Aspac masih bisa bermain agresif dan menguasai kuarter kedua 31-23.
Permainan di kuarter ketiga, berjalan makin sengit. Tertinggal 30-33, Satya Wacana kembali bisa menyamakan skor dari three point play Yoppi France Giay. Power forward asal Papua ini kembali menambah poin Satya Wacana dari layup setelah melakukan fast break. Lima poin beruntun Yoppi membuat Satya Wacana berbalik unggul 35-33 di pertengahan kuarter ketiga.
Aspac mengalami masalah setelah center andalannya, M Isman Thoyib terkena foul out, menyusul dua foul beruntun yang dilakukannya di penghujung kuarter ketiga. Bermain dengan sisa 9 pemain, Aspac masih bisa memimpin persaingan dan menutup kuarter ketiga 47-45.
Menginjak kuarter terakhir, kedua tim bermain makin fight. Pendukung Aspac pun dibuat deg-degan karena Satya Wacana tampil begitu mengejutkan. Kejar-mengejar poin antara kedua tim pun tak terelakkan. Klimaksnya, di sisa 44 detik kuarter empat, tembakan Januar Kuntara berhasil menyamakan poin. Skor 60-60 terus bertahan hingga akhir buzzer kuarter empat. Laga pun berlanjut di babak overtime.
Saat overtime, ketegangan permainan terus berlanjut. Di sisa satu menit terakhir, Aspac masih memimpin meski hanya 2 poin dengan perolehan 69-67. Sisa 12 detik, Rizky Efendy menambah keunggulan Aspac jadi 71-67. Skor ini pun berakhir hingga akhir dan Aspac pun memupus harapan Satya Wacana.
“Harus saya akui, Satya Wacana bermain bagus hari ini. Kami bahkan dibuat kesulitan di kuarter empat. Namun, permainan tim yang disiplin membuat kami mampu memenangi laga ini,” ujar Antonius Joko Endratmo, asisten pelatih Aspac Jakarta.
Dalam laga ini, Yo Sua tampil begitu memukau. Meski timnya kalah, Yo Sua mencetak poin terbanyak bagi Satya Wacana dengan membukukan 16 poin. Ia pun mendapat kejutan diakhir laga yaitu berupa kue ulang tahun karena hari ini tepat Yo Sua berusia 22 tahun.
Menanggapi kekalahan timnya, Efri Meldi mengakui cederanya beberapa pemain sangat mempengaruhi performa timnya. “Sebenarnya, saya ingin mengistirahatkan Rionny Rahangmetan, Guan Gumilar, dan Yoppi France. Tapi, mereka memaksakan diri untuk main. Saya pun mencoba memberi kesempatan bagi mereka,” pungkasnya. (*)


PATUT DIWASPADAI: Shooting Guard Satya Wacana Metro LBC Bandung Yo Sua (kiri) dibawah penjagaan Fandi Andika Ramadhani dari Aspac Jakarta dalam laga di GOR Bimasakti Malang, Sabtu (23/11). (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 23/11/2013
[FLASH] Satya Wacana Paksakan Overtime
SELURUH kontestan Speedy NBL Indonesia musim ini, harus lebih mewaspadai sepak terjang tim kuda hitam Satya Wacana Metro LBC Bandung.  Beberapa hari lalu, Satya Wacana hampir mengalahkan Satria Muda BritAma Jakarta. Ancaman serupa kembali mereka tunjukkan saat berhadapan dengan juara bertahan, Aspac Jakarta, dalam lanjutan Seri I Malang di GOR Bimasakti, Sabtu (23/11). Satya Wacana akhirnya menyerah 67-71.  Namun, mereka berhasil memaksa juara bertahan bermain hingga overtime (babak tambahan).
Kurang dari 10 detik kuarter pertama dimulai, Aspac sudah menggebrak. Lewat tembakan tiga angka Oki Wira Sanjaya, Aspac mencuri tiga angka lebih dulu game ini. Baik Satya Wacana dan Aspac, banyak mengandalkan tembakan medium sepanjang kuarter satu. Namun, akurasi Aspac yang lebih bagus membuat sang juara bertahan memimpin 21-14 di awal kuarter pertama.
Satya Wacana bangkit dan mampu membuat suasana kuarter kedua menjadi sedikit lebih tegang. Tertinggal 19-21, tembakan tiga angka Yo Sua membalikkan keadaan 22-21. Meski demikian, Aspac masih bisa bermain agresif dan menguasai kuarter kedua 31-23.
Permainan di kuarter ketiga, berjalan makin sengit. Tertinggal 30-33, Satya Wacana kembali bisa menyamakan skor dari three point play Yoppi France Giay. Power forward asal Papua ini kembali menambah poin Satya Wacana dari layup setelah melakukan fast break. Lima poin beruntun Yoppi membuat Satya Wacana berbalik unggul 35-33 di pertengahan kuarter ketiga.
Aspac mengalami masalah setelah center andalannya, M Isman Thoyib terkena foul out, menyusul dua foul beruntun yang dilakukannya di penghujung kuarter ketiga. Bermain dengan sisa 9 pemain, Aspac masih bisa memimpin persaingan dan menutup kuarter ketiga 47-45.
Menginjak kuarter terakhir, kedua tim bermain makin fight. Pendukung Aspac pun dibuat deg-degan karena Satya Wacana tampil begitu mengejutkan. Kejar-mengejar poin antara kedua tim pun tak terelakkan. Klimaksnya, di sisa 44 detik kuarter empat, tembakan Januar Kuntara berhasil menyamakan poin. Skor 60-60 terus bertahan hingga akhir buzzer kuarter empat. Laga pun berlanjut di babak overtime.
Saat overtime, ketegangan permainan terus berlanjut. Di sisa satu menit terakhir, Aspac masih memimpin meski hanya 2 poin dengan perolehan 69-67. Sisa 12 detik, Rizky Efendy menambah keunggulan Aspac jadi 71-67. Skor ini pun berakhir hingga akhir dan Aspac pun memupus harapan Satya Wacana.
“Harus saya akui, Satya Wacana bermain bagus hari ini. Kami bahkan dibuat kesulitan di kuarter empat. Namun, permainan tim yang disiplin membuat kami mampu memenangi laga ini,” ujar Antonius Joko Endratmo, asisten pelatih Aspac Jakarta.
Dalam laga ini, Yo Sua tampil begitu memukau. Meski timnya kalah, Yo Sua mencetak poin terbanyak bagi Satya Wacana dengan membukukan 16 poin. Ia pun mendapat kejutan diakhir laga yaitu berupa kue ulang tahun karena hari ini tepat Yo Sua berusia 22 tahun.
Menanggapi kekalahan timnya, Efri Meldi mengakui cederanya beberapa pemain sangat mempengaruhi performa timnya. “Sebenarnya, saya ingin mengistirahatkan Rionny Rahangmetan, Guan Gumilar, dan Yoppi France. Tapi, mereka memaksakan diri untuk main. Saya pun mencoba memberi kesempatan bagi mereka,” pungkasnya. (*)
DOMINAN: Power forward Satria Muda BritAma Jakarta Agustinus Indrajaya (kiri) dihadang Restu Dwi Purnomo dari Bimasakti Nikko Steel Malang dalam pertandingan di GOR Bimasakti Malang, Kamis (21/11). (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 21/11/2013
[FLASH] SM BritAma Jaga Rekor Sempurna
SATRIA Muda BritAma masih mempertahankan rekor sempurna mereka di musim regular Speedy NBL Indonesia 2013-2014. Belum ada satu tim pun yang mampu membendung tim polesan Cokorda Raka Satrya Wibawa ini sepanjang Seri I Malang. Bahkan, tuan rumah Bimasakti pun harus takluk. Bertanding di GOR Bimasakti Malang, SM BritAma  menundukkan tuan rumah 85-44, Kamis (21/11).
Sesaat setelah tip-off, Bimasakti tampil cukup impresif. Yanuar Dwi dan Bima Rizky selalu mampu menahan gempuran pemain Satria Muda. Sebanyak 17 poin diraih SM BritAma, sementar Bimasakti hanya mencetak 14 poin di kuarter pembuka ini.
Walau kehilangan Vinton Nolland Surawi yang sedang menjalani skorsing, SM BritAma  tetap mampu bertahan unggul di kuarter kedua. Kapten Faisal Julius Achmad beberapa kali selalu mampu memaksimalkan peluang. Field goal Satria Muda juga cukup baik di kuarter kedua, yakni 53 persen. Pertandingan di kuarter kedua, ditutup 48-17.
Dominasi SM BritAma tetap terjaga pada kuarter ketiga. Transisi defense dan offense yang baik, serta didukung kecepatan pemainnya saat fast break, SM BritAma tetap perkasa diakhir kuerter ketiga dengan 67-33.
Di kuarter empat, Bimasakti masih menjadi bulan-bulanan SM BritAma. Rotasi pemain yang dilakukan Cokorda Raka “Wiwin” Satrya Wibawa, head coach Satria Muda, banyak memberi kesempatan pemain muda untuk unjuk aksi. Bermain dengan empat pemain muda di kuarter akhir, SM BritAma menutup laga dengan kemenangan jauh.
“Tanpa kehadiran Vinton memang sedikit berpengaruh pada tim ini. Tapi, sebisa mungkin saya memaksimal semua pemain. Kunci kemenangan kami di pertandingan ini ialah defense yang disiplin,” ungkap Wiwin.
Sebanyak tujuh pemain, mencatatkan double digit poin di game ini. Empat pemain dari SM BritAma dan tiga dari Bimasakti. Keempat pemain SM BritAma tersebut ialah Agustinus Indrajaya (16 poin), Kevin Yonas (11 poin), serta Erick Sebayang dan rookie Riza Setyo Raharjo yang sama-sama mencetak 10 poin.
Dari kubu Bimasakti, Yanuar Dwi Priasmoro, Bima Rizky, dan Freddy juga saling memperoleh 10 poin bagi timnya. (*)
DOMINAN: Power forward Satria Muda BritAma Jakarta Agustinus Indrajaya (kiri) dihadang Restu Dwi Purnomo dari Bimasakti Nikko Steel Malang dalam pertandingan di GOR Bimasakti Malang, Kamis (21/11). (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 21/11/2013
[FLASH] SM BritAma Jaga Rekor Sempurna
SATRIA Muda BritAma masih mempertahankan rekor sempurna mereka di musim regular Speedy NBL Indonesia 2013-2014. Belum ada satu tim pun yang mampu membendung tim polesan Cokorda Raka Satrya Wibawa ini sepanjang Seri I Malang. Bahkan, tuan rumah Bimasakti pun harus takluk. Bertanding di GOR Bimasakti Malang, SM BritAma  menundukkan tuan rumah 85-44, Kamis (21/11).
Sesaat setelah tip-off, Bimasakti tampil cukup impresif. Yanuar Dwi dan Bima Rizky selalu mampu menahan gempuran pemain Satria Muda. Sebanyak 17 poin diraih SM BritAma, sementar Bimasakti hanya mencetak 14 poin di kuarter pembuka ini.
Walau kehilangan Vinton Nolland Surawi yang sedang menjalani skorsing, SM BritAma  tetap mampu bertahan unggul di kuarter kedua. Kapten Faisal Julius Achmad beberapa kali selalu mampu memaksimalkan peluang. Field goal Satria Muda juga cukup baik di kuarter kedua, yakni 53 persen. Pertandingan di kuarter kedua, ditutup 48-17.
Dominasi SM BritAma tetap terjaga pada kuarter ketiga. Transisi defense dan offense yang baik, serta didukung kecepatan pemainnya saat fast break, SM BritAma tetap perkasa diakhir kuerter ketiga dengan 67-33.
Di kuarter empat, Bimasakti masih menjadi bulan-bulanan SM BritAma. Rotasi pemain yang dilakukan Cokorda Raka “Wiwin” Satrya Wibawa, head coach Satria Muda, banyak memberi kesempatan pemain muda untuk unjuk aksi. Bermain dengan empat pemain muda di kuarter akhir, SM BritAma menutup laga dengan kemenangan jauh.
“Tanpa kehadiran Vinton memang sedikit berpengaruh pada tim ini. Tapi, sebisa mungkin saya memaksimal semua pemain. Kunci kemenangan kami di pertandingan ini ialah defense yang disiplin,” ungkap Wiwin.
Sebanyak tujuh pemain, mencatatkan double digit poin di game ini. Empat pemain dari SM BritAma dan tiga dari Bimasakti. Keempat pemain SM BritAma tersebut ialah Agustinus Indrajaya (16 poin), Kevin Yonas (11 poin), serta Erick Sebayang dan rookie Riza Setyo Raharjo yang sama-sama mencetak 10 poin.
Dari kubu Bimasakti, Yanuar Dwi Priasmoro, Bima Rizky, dan Freddy juga saling memperoleh 10 poin bagi timnya. (*)


KURUS: Forward Garuda Kukar Bandung Muhammad Rizal Falconi (kanan) hendak melepaskan tembakan melewati Hery Listyono dan Airlangga Sabara (Pacific Caesar Surabaya), Kamis (21/11). (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 22/11/2013
Misi Paling Dekat; Penggemukan Badan
M. Rizal Falconi, Power Forward Masa Depan Garuda Bandung
Di antara 30 rookie di Speedy NBL Indonesia 2013-2014, Muhammad Rizal Falconi menjadi salah satu yang paling bersinar. Jika badannya lebih berbobot, dia diyakini bisa lebih hebat.

Ainur Rohman, Malang

---

DI DEPAN ruang ganti pemain GOR Bimasakti Malang, Manajer Garuda Kukar Bandung Gagan Rachmat menggoda Muhammad Rizal Falconi. ''Lu harus gue kasih lebih banyak susu lagi nih,'' kata Gagan, lantas tersenyum setelah timnya menang 70-51 atas Pacific Caesar Surabaya kemarin (21/11).

Rizal hanya tertawa kecil mendengar guyon Gagan. Namun, dia sadar bahwa misi pertama dan utamanya saat ini adalah penggemukan badan. Berat badan Rizal saat ini 70 kilogram. Tidak ideal dengan tingginya yang mencapai 195 cm. ''Seharusnya (berat Rizal) di atas 80 kilogram ya,'' ucap A.F. Rinaldo, head coach Garuda, menimpali.

Jika berat badan Rizal ideal, performanya akan semakin bagus. Sebagai seorang forward, rookie Garuda itu akan memiliki power dan kemampuan lebih untuk beradu badan dengan pemain yang lain.

Hingga kini, Rizal sudah memiliki banyak kelebihan. Lincah, cepat, postur menjulang, dan rentang tangan panjang. Kelebihan-kelebihan itu berhasil dimaksimalkan saat Garuda mengalahkan Pacific kemarin. Dia bagus dalam defense maupun offense.

Berangkat dari bangku cadangan, Rizal mencatat double-double, 10 poin dan 13 rebound. Padahal, pemain kelahiran Sanggau, Kalimantan Barat, tersebut turun tidak sampai 23 menit.

Catatan itu membuat Rizal menjadi rookie dengan rata-rata rebound terbanyak pada awal musim reguler ini dengan enam rebound per pertandingan. Rizal juga cukup produktif dengan 10 poin per laga. Dalam hal produktivitas poin, dia nomor dua setelah rookie Pacific Dicky Satria Wibisono.

''Rebound Rizal... buset deh. Dia melanglang buana ke mana-mana. Dia mulai step-up dan bermain cukup efektif. Saya senang sekali,'' ucap Inal -panggilan A.F. Rinaldo.

Rizal berada di Garuda sejak Juli 2011. Dia ditarik oleh pelatih Garuda saat itu, Wam Amran. Amran bertemu dengan Rizal saat dia membantu melatih tim prakualifikasi PON 2012 Kalimantan Barat.

''Wah, rasanya kayak mimpi. Ini serius, saya mau ke Garuda,'' kenang Rizal. Matanya berbinar. ''Sejak preseason 2011, saya sebetulnya sudah main. Namun, baru musim ini didaftarkan pada musim reguler,'' paparnya.

Rizal menuturkan, karena persaingan di NBL Indonesia sangat ketat, dirinya harus lebih hustle. Penggemukan menjadi misi terpenting. Setiap hari pemain 20 tahun itu menjalani fitness minimal dua jam. Di sela aktivitasnya, termasuk kuliah, Rizal fitness sendiri di luar jadwal latihan resmi tim. ''Saya juga mengonsumsi suplemen. Makan juga dibanyakin,'' ujar mahasiswa Perbanas Institute Jakarta itu.

Rizal gembira karena Inal memberikan kepercayaan besar kepadanya. Dia juga merasa bahwa chemistry-nya sudah sangat menyatu dengan Garuda. ''Tim ini seperti keluarga. Makan bareng-bareng, tidur bareng-bareng, tapi mandinya nggak bareng-bareng kok,'' candanya.

Rizal sendiri saat sekolah di SMAN 7 Pontianak terpilih masuk DBL All-Star 2010 yang pergi dan belajar ke Seattle, Amerika Serikat. Rookie Garuda lainnya, Fredy, juga terpilih dalam tim tersebut.

Pemain DBL All-Star 2010 lain yang berkiprah di NBL Indonesia adalah Handri Satrya Santosa dan Rizky Lyandra (Aspac Jakarta). Ada pula Gunawan dan Kevin Yonas Sitorus (Satria Muda Britama Jakarta).

''Saat ikut DBL itu, latihannya maniak sekali. Kadang sampai hampir tengah malam,'' kisahnya. Rizal ingin mempertahankan passion besar waktu SMA itu untuk bersaing dengan para forward terbaik di NBL Indonesia. (*/c4/ang)
Story Provided by Jawa Pos


KURUS: Forward Garuda Kukar Bandung Muhammad Rizal Falconi (kanan) hendak melepaskan tembakan melewati Hery Listyono dan Airlangga Sabara (Pacific Caesar Surabaya), Kamis (21/11). (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 22/11/2013
Misi Paling Dekat; Penggemukan Badan
M. Rizal Falconi, Power Forward Masa Depan Garuda Bandung
Di antara 30 rookie di Speedy NBL Indonesia 2013-2014, Muhammad Rizal Falconi menjadi salah satu yang paling bersinar. Jika badannya lebih berbobot, dia diyakini bisa lebih hebat.

Ainur Rohman, Malang

---

DI DEPAN ruang ganti pemain GOR Bimasakti Malang, Manajer Garuda Kukar Bandung Gagan Rachmat menggoda Muhammad Rizal Falconi. ''Lu harus gue kasih lebih banyak susu lagi nih,'' kata Gagan, lantas tersenyum setelah timnya menang 70-51 atas Pacific Caesar Surabaya kemarin (21/11).

Rizal hanya tertawa kecil mendengar guyon Gagan. Namun, dia sadar bahwa misi pertama dan utamanya saat ini adalah penggemukan badan. Berat badan Rizal saat ini 70 kilogram. Tidak ideal dengan tingginya yang mencapai 195 cm. ''Seharusnya (berat Rizal) di atas 80 kilogram ya,'' ucap A.F. Rinaldo, head coach Garuda, menimpali.

Jika berat badan Rizal ideal, performanya akan semakin bagus. Sebagai seorang forward, rookie Garuda itu akan memiliki power dan kemampuan lebih untuk beradu badan dengan pemain yang lain.

Hingga kini, Rizal sudah memiliki banyak kelebihan. Lincah, cepat, postur menjulang, dan rentang tangan panjang. Kelebihan-kelebihan itu berhasil dimaksimalkan saat Garuda mengalahkan Pacific kemarin. Dia bagus dalam defense maupun offense.

Berangkat dari bangku cadangan, Rizal mencatat double-double, 10 poin dan 13 rebound. Padahal, pemain kelahiran Sanggau, Kalimantan Barat, tersebut turun tidak sampai 23 menit.

Catatan itu membuat Rizal menjadi rookie dengan rata-rata rebound terbanyak pada awal musim reguler ini dengan enam rebound per pertandingan. Rizal juga cukup produktif dengan 10 poin per laga. Dalam hal produktivitas poin, dia nomor dua setelah rookie Pacific Dicky Satria Wibisono.

''Rebound Rizal... buset deh. Dia melanglang buana ke mana-mana. Dia mulai step-up dan bermain cukup efektif. Saya senang sekali,'' ucap Inal -panggilan A.F. Rinaldo.

Rizal berada di Garuda sejak Juli 2011. Dia ditarik oleh pelatih Garuda saat itu, Wam Amran. Amran bertemu dengan Rizal saat dia membantu melatih tim prakualifikasi PON 2012 Kalimantan Barat.

''Wah, rasanya kayak mimpi. Ini serius, saya mau ke Garuda,'' kenang Rizal. Matanya berbinar. ''Sejak preseason 2011, saya sebetulnya sudah main. Namun, baru musim ini didaftarkan pada musim reguler,'' paparnya.

Rizal menuturkan, karena persaingan di NBL Indonesia sangat ketat, dirinya harus lebih hustle. Penggemukan menjadi misi terpenting. Setiap hari pemain 20 tahun itu menjalani fitness minimal dua jam. Di sela aktivitasnya, termasuk kuliah, Rizal fitness sendiri di luar jadwal latihan resmi tim. ''Saya juga mengonsumsi suplemen. Makan juga dibanyakin,'' ujar mahasiswa Perbanas Institute Jakarta itu.

Rizal gembira karena Inal memberikan kepercayaan besar kepadanya. Dia juga merasa bahwa chemistry-nya sudah sangat menyatu dengan Garuda. ''Tim ini seperti keluarga. Makan bareng-bareng, tidur bareng-bareng, tapi mandinya nggak bareng-bareng kok,'' candanya.

Rizal sendiri saat sekolah di SMAN 7 Pontianak terpilih masuk DBL All-Star 2010 yang pergi dan belajar ke Seattle, Amerika Serikat. Rookie Garuda lainnya, Fredy, juga terpilih dalam tim tersebut.

Pemain DBL All-Star 2010 lain yang berkiprah di NBL Indonesia adalah Handri Satrya Santosa dan Rizky Lyandra (Aspac Jakarta). Ada pula Gunawan dan Kevin Yonas Sitorus (Satria Muda Britama Jakarta).

''Saat ikut DBL itu, latihannya maniak sekali. Kadang sampai hampir tengah malam,'' kisahnya. Rizal ingin mempertahankan passion besar waktu SMA itu untuk bersaing dengan para forward terbaik di NBL Indonesia. (*/c4/ang)
Story Provided by Jawa Pos