Sabtu, 23 November 2013



BEDA EKSPRESI: Pelatih CLS Kim Dong-won tertunduk setelah laga melawan Hangtuah tadi malam. Foto kanan, selebrasi para pemain Hangtuah di GOR Bimasakti Malang. (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 20/11/2013
Hangtuah Bukan Tim SMA
Kalahkan CLS via Overtime, Raih Kemenangan Pertama
MALANG - I Gusti Ngurah Teguh Putra Negara langsung bersimpuh di lapangan GOR Bimasakti Malang tadi malam (19/11). Power forward Hangtuah Sumsel IM itu seakan tidak percaya bahwa timnya berhasil membekap CLS Knights Surabaya lewat pertarungan keras hingga overtime dengan skor 64-61.

Kemenangan pada Seri I Speedy NBL Indonesia 2013-2014 tersebut sama sekali di luar dugaan. Hangtuah bermain buruk dalam dua laga awal. Mereka kalah melawan dua tim yang seharusnya bisa ditundukkan, Satya Wacana Metro LBC Bandung dan JNE BSC Bandung Utama. Inilah kemenangan pertama di musim reguler ini.

CLS dengan semangat baru setelah masuknya point guard mahal Mario Wuysang seharusnya di atas kertas bisa mengatasi Hangtuah. Tetapi, perlu diingat, Hangtuah memiliki Wan Amran, eks pelatih CLS, orang yang selalu bisa menjegal mantan timnya tersebut kapan pun.

CLS seharusnya bisa memenangi pertandingan tanpa harus overtime karena unggul dua poin (54-56) saat pertandingan menyisakan 11 detik. Ajaibnya, Hangtuah bisa memaksa CLS menuju overtime via tembakan dua angka shooting guard Ahmad Junaedi satu detik sebelum kuarter keempat berakhir.

Pada babak overtime, CLS melanjutkan penampilan jeleknya. Dwi Haryoko dkk sering melakukan turnover dan gagal mencetak angka dalam kesempatan mudah. Kekalahan akhirnya menjadi hal yang wajar karena memang CLS bermain begitu buruk.

Kapten Hangtuah Ary Sapto bermain sangar dengan 18 poin. ''Awalnya kami memang under pressure. Kemampuan Hangtuah tidak keluar dalam dua game awal. Permainan kami kacau, nggak enak, kayak anak SMA. Namun, kali ini kami enjoy,'' ucap AGame -julukannya.

Ferry Jufry, general manager Hangtuah, menyebut kemenangan ini disebabkan pemain mengeluarkan semua unek-uneknya. Sebelum laga, Ferry memang mengumpulkan pemain Hangtuah untuk sharing penyebab permainan jelek mereka pada dua laga awal.

Ternyata tekanan atas gaya melatih keras Wan Amran memang menjadi salah satu hal yang membuat pemain tidak lepas. ''Kami evaluasi, bicara dari hati ke hati. Soal tertekan (karena Wan Amran), itu wajar. Ini masa transisi. Tetapi, kami akhirnya berhasil menyelesaikannya dan bermain kompak,'' tegas Ferry.

Laga lain yang mempertemukan Satya Wacana Metro LBC Bandung dan Satria Muda Britama Jakarta juga tak kalah seru. Satya Wacana yang memang underdog akhirnya kalah tipis 66-68.

Biar begitu, kekalahan Yo Sua dkk sangat heroik. Mereka menantang SM lewat pertarungan yang sangat ketat, keras, intens, dan menegangkan.

SM yang unggul dari semua aspek pemain gagal membunuh pertandingan dengan dini. Justru Rony Gunawan dkk dipepet terus dan tertinggal dua poin atas Satya Wacana menjelang turun minum (33-35).

SM berhasil bangkit pada kuarter ketiga. Tembakan-tembakan mematikan small forward senior Amin Prihantono membuat Satya Wacana kedodoran. Ini diperparah dengan cederanya salah seorang top scorer andalan Satya Wacana Gian Gumilar. Eks pemain Pelita Jaya Energi-MP Jakarta tersebut tumbang karena terhantam forward SM Vinton Nolland Surawi saat hendak melakukan drive. Bibir bagian atas Gian sobek. Momentum itulah yang membuat Satya Wacana kalah pada kuarter keempat. (nur/c17/ham)
Story Provided by Jawa Pos

Tidak ada komentar:

Posting Komentar