Sabtu, 23 November 2013



KURUS: Forward Garuda Kukar Bandung Muhammad Rizal Falconi (kanan) hendak melepaskan tembakan melewati Hery Listyono dan Airlangga Sabara (Pacific Caesar Surabaya), Kamis (21/11). (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 22/11/2013
Misi Paling Dekat; Penggemukan Badan
M. Rizal Falconi, Power Forward Masa Depan Garuda Bandung
Di antara 30 rookie di Speedy NBL Indonesia 2013-2014, Muhammad Rizal Falconi menjadi salah satu yang paling bersinar. Jika badannya lebih berbobot, dia diyakini bisa lebih hebat.

Ainur Rohman, Malang

---

DI DEPAN ruang ganti pemain GOR Bimasakti Malang, Manajer Garuda Kukar Bandung Gagan Rachmat menggoda Muhammad Rizal Falconi. ''Lu harus gue kasih lebih banyak susu lagi nih,'' kata Gagan, lantas tersenyum setelah timnya menang 70-51 atas Pacific Caesar Surabaya kemarin (21/11).

Rizal hanya tertawa kecil mendengar guyon Gagan. Namun, dia sadar bahwa misi pertama dan utamanya saat ini adalah penggemukan badan. Berat badan Rizal saat ini 70 kilogram. Tidak ideal dengan tingginya yang mencapai 195 cm. ''Seharusnya (berat Rizal) di atas 80 kilogram ya,'' ucap A.F. Rinaldo, head coach Garuda, menimpali.

Jika berat badan Rizal ideal, performanya akan semakin bagus. Sebagai seorang forward, rookie Garuda itu akan memiliki power dan kemampuan lebih untuk beradu badan dengan pemain yang lain.

Hingga kini, Rizal sudah memiliki banyak kelebihan. Lincah, cepat, postur menjulang, dan rentang tangan panjang. Kelebihan-kelebihan itu berhasil dimaksimalkan saat Garuda mengalahkan Pacific kemarin. Dia bagus dalam defense maupun offense.

Berangkat dari bangku cadangan, Rizal mencatat double-double, 10 poin dan 13 rebound. Padahal, pemain kelahiran Sanggau, Kalimantan Barat, tersebut turun tidak sampai 23 menit.

Catatan itu membuat Rizal menjadi rookie dengan rata-rata rebound terbanyak pada awal musim reguler ini dengan enam rebound per pertandingan. Rizal juga cukup produktif dengan 10 poin per laga. Dalam hal produktivitas poin, dia nomor dua setelah rookie Pacific Dicky Satria Wibisono.

''Rebound Rizal... buset deh. Dia melanglang buana ke mana-mana. Dia mulai step-up dan bermain cukup efektif. Saya senang sekali,'' ucap Inal -panggilan A.F. Rinaldo.

Rizal berada di Garuda sejak Juli 2011. Dia ditarik oleh pelatih Garuda saat itu, Wam Amran. Amran bertemu dengan Rizal saat dia membantu melatih tim prakualifikasi PON 2012 Kalimantan Barat.

''Wah, rasanya kayak mimpi. Ini serius, saya mau ke Garuda,'' kenang Rizal. Matanya berbinar. ''Sejak preseason 2011, saya sebetulnya sudah main. Namun, baru musim ini didaftarkan pada musim reguler,'' paparnya.

Rizal menuturkan, karena persaingan di NBL Indonesia sangat ketat, dirinya harus lebih hustle. Penggemukan menjadi misi terpenting. Setiap hari pemain 20 tahun itu menjalani fitness minimal dua jam. Di sela aktivitasnya, termasuk kuliah, Rizal fitness sendiri di luar jadwal latihan resmi tim. ''Saya juga mengonsumsi suplemen. Makan juga dibanyakin,'' ujar mahasiswa Perbanas Institute Jakarta itu.

Rizal gembira karena Inal memberikan kepercayaan besar kepadanya. Dia juga merasa bahwa chemistry-nya sudah sangat menyatu dengan Garuda. ''Tim ini seperti keluarga. Makan bareng-bareng, tidur bareng-bareng, tapi mandinya nggak bareng-bareng kok,'' candanya.

Rizal sendiri saat sekolah di SMAN 7 Pontianak terpilih masuk DBL All-Star 2010 yang pergi dan belajar ke Seattle, Amerika Serikat. Rookie Garuda lainnya, Fredy, juga terpilih dalam tim tersebut.

Pemain DBL All-Star 2010 lain yang berkiprah di NBL Indonesia adalah Handri Satrya Santosa dan Rizky Lyandra (Aspac Jakarta). Ada pula Gunawan dan Kevin Yonas Sitorus (Satria Muda Britama Jakarta).

''Saat ikut DBL itu, latihannya maniak sekali. Kadang sampai hampir tengah malam,'' kisahnya. Rizal ingin mempertahankan passion besar waktu SMA itu untuk bersaing dengan para forward terbaik di NBL Indonesia. (*/c4/ang)
Story Provided by Jawa Pos

Tidak ada komentar:

Posting Komentar