Sabtu, 23 November 2013



BINTANG KEMENANGAN: Small forward Pelita Jaya Energi Mega Persada Hendru Ramli (kanan) dihadang Juliano Gandhi (NSH GMC Jakarta) dalam laga hari ketiga Speedy NBL Indonesia 2013-2014 Seri I Malang. (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 18/11/2013
[FLASH] Pelita Jaya Acak-acak NSH
PELITA Jaya Energi Mega Persada Jakarta masih terlalu tangguh bagi NSH GMC Jakarta. Runner-up musim lalu itu tak menemui kesulitan dalam mengatasi perlawanan NSH, dan menutup laga dengan keunggulan 88-62, dalam lanjutan seri pertama Speedy NBL Indonesia 2013-2014 di GOR Bimasakti Malang, Senin (18/11).
Empat pemain Pelita Jaya mengemas double digit poin dalam laga ini. Ponsianus ’Koming’ Indrawan memimpin dengan donasi 22 poin. Disusul oleh Dimas Aryo Dewanto dengan tambahan 17 poin. Sementara itu, Ary Chandra dan Hendru Ramli sama-sama mengemas double-double dalam laga itu. Ary Chandra mendulang 14 poin dan 10 rebound.
Sedangkan Hendru membukukan 13 poin dan tambahan 12 rebound. Bagi shooting guard yang baru diboyong dari Garuda Kukar Bandung tersebut,  iniadalah double-double pertama sepanjang karir di NBL Indonesia. Sekaligus, rekor rebound tertinggi dalam satu game.
”Bersama Pelita Jaya, saya menemukan kecocokan pola permainan. Saya lebih sering mendapat aliran bola, dan selalu memiliki banyak peluang,” ungkap pemain kelahiran Jakarta, 25 tahun silam ini.
Keunggulan Pelita Jaya atas NSH sudah terlihat sejak kuarter pertama. Serangan demi serangan yang dilancarkan oleh Pelita Jaya membuahkan 21 poin di kuarter ini. Sementara, NSH hanya mengkoleksi 12 poin.
Memasuki awal kuarter kedua, tempo permainan berjalan sedikit cepat. Beberapa kali Max Yanto berhasil membahayakan pertahanan Pelita Jaya. Bahkan field goal Max meningkat 10 persen. Pada kuarter ini tensi permainan berlangsung lebih panas. Kontak fisik lebih sering terjadi hingga berujung cedera. Pemain pertama yang mengalami cedera, ialah R Azzaryan Pradhitya. Shooting guard NSH ini mengalami cedera hidung usai berbenturan dengan Andy ’Batam’ Poedjakesuma.
Tak berselang lama, giliran Andy Batam yang cedera. Namun, cedera Batam lebih parah sehingga ia pun harus dilarikan ke rumah sakit. Posisi Batam, kemudian diganti oleh Ary Chandra. Meski kehilangan Batam, Pelita Jaya masih mampu memimpin pertandingan. Kuarter kedua, berakhir 42-31 atas keunggulan Pelita Jaya.
Pada kuarter ketiga, Pelita Jaya tampil lebih ganas. Sebanyak 30 poin berhasil dicetak oleh skuad besutan Nathaniel Canson ini. Mereka tetap dominan, dan menutup kuarter ini dengan keunggulan 72-48.
Di lima menit awal kuarter empat, Pelita Jaya kehilangan fokus. Selama lima menit tersebut, mereka hanya mampu mencetak enam poin yang didapat dari Francisco Yogi Da Silva (4 poin) dan Reiner Hadrian Hutasoit. Tapi, di lima menit berikutnya Pelita Jaya kembali perkasa dan mengakhiri game ini dengan telak.
“Kunci dari kemenangan ini, ialah rotasi pemain yang terus saya lakukan. Maka itu, stamina pemain tetap terjaga hingga kuarter keempat,” ungkap Nathaniel Canson, head coach  Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta.
Terkait cedera Andy Batam, Coach Nath masih belum dapat memberikan banyak komentar. “Saya harap dia dapat segera pulih dan kembali bergabung dengan tim. Sampai saat ini saya masih menunggu kabar dari rumah sakit,” lanjut pelatih asal Filipina berkebangsaan Amerika Serikat itu.
Kemenangan ini, juga memperpanjang rekor kemenangan Pelita Jaya atas NSH. Setiap bertemu, NSH belum pernah sekalipun menaklukan Pelita Jaya. Total kedua tim bertemu sebanyak 8 kali. Meski demikian, laga ini merupakan margin kekalahan terkecil NSH atas Pelita Jaya. Sebab, di 7 pertandingan sebelumnya Pelita Jaya selalu menang atas NSH dengan selisih diatas 34 poin. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar