[Resensi] Montase by Windry Ramadhina
Judul Buku : Montase
Penulis :
Windry Ramadhina
Penerbit :
Gagas Media
Terbit : Desember 2012
Tebal : 368 halaman
ISBN : 979-780-605-7
Genre : Novel, Fiksi, Remaja,
Harga : Rp. 49.000,00
Novel ini
bercerita tentang seorang mahasiswa Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian
Jakarta bernama Rayyi yang punya minat pada film dokumenter tetapi ‘dipaksa’
oleh ayahnya, seorang produser film dan sinetron ternama di Indonesia, untuk
belajar menjadi seorang produser. Tentu aja beban untuk meneruskan kesuksesan
sang ayah dilimpahkan kepadanya.
Rayyi lalu
bertemu dengan seorang gadis asal Jepang bernama Haru Enomoto yang sedang studi
banding di kampus yang sama. Minat mereka pada film dokumenter membuat mereka
jadi sering menghabiskan waktu bersama. Padahal, awalnya Rayyi nggak menyukai
Haru lho, karena ia ngerasa ada persaingan di antara mereka. Kedekatan dengan
Hariu inilah yang akhirnya bisa merubah pandangan hidup dan masa depan Rayyi.
Montase yang berasal dari kata montage, berarti kumpulan gambar bergerak yang menyerupai film. Ini
merupakan novel keempat dari Windry Ramadhina. Novel sebelumnya yaitu Orange,
Metropolis, dan Memori. Montase adalah novel yang berasal
dari cerpen Windry berjudul Sakura di bulan April sebelumnya.
Sampul
bukunya sederhana tetapi terkesan membawa kita pada kenangan, sakura yang
berguguran di taman terekam oleh potongan rol film. Sederhana tapi membawa
kesan tersendiri.
Nampaknya
saat menulis novel ini, Windry melakukan riset begitu mendalam. Terbukti nih
dengan membaca novelnya, kita jadi tahu bagaimana sih kehidupan para mahasiswa
IKJ termasuk apa saja tugas-tugas kuliah yang mereka dapatkan. Selain itu,
Windr menuliska kisah denan mendetail, teratur, dan mengalir hingga pembaca
bisa membayangkan bagaimana sosok Haru yang mungil dan menggemaskan (◕‿◕✿).
Pada intinya, novel
ini member nilai moral tentang usaha mengejar impian yang dimiliki, walaupun
banyak rintangan menghadang di depan jalan. Penulis yang menggunakan sudut
pandang Rayyi, membuat pembaca mengetahui karakter utama dengan baik lewat isi
hatinya dan pikirannya secara langsung. Meski demikian, adalah tantangan
tersendiri bagi penulis wanita untuk menggambarkan jalan pikiran pria.
Overall, novel ini
bercerita tentang bagaimana proses seseorang untuk menjadi dewasa lewat keputusan-keputusan
yang diambil. Selain itu,novel ini jga menyajikan persahabatan yang begitu
kental. Serta bagaimana persahabatan tersebut menjadi pegangan bagi orang yang
berusaha meraih mimpinya. Dalam buku ini juga diajarkan bagaimana seharusnya
kita mengerti orang lain, apalagi sahabat dan orang terdekat kita.
Sederhana,
menghanyutkan perasaan, dan menggugah. Cocok dibaca buat kamu yang lagi galau
memilih antara keinginan orang tua atau minat kamu sendiri. Kamu bisa belajar
menanggapi hal tersebut seperti Rayyi atau seperti Haru. Seperti apa mereka
menanggapinya, kamu baca sendiri ya J
Kutipan
“Aku
berharap tak pernah bertemu denganmu.
Supaya aku tak perlu menginginkanmu, memikirkanmu dalam lamunku.
Supaya aku tak mencarimu setiap kali aku rindu.
Supaya aku tak perlu menginginkanmu, memikirkanmu dalam lamunku.
Supaya aku tak mencarimu setiap kali aku rindu.
Supaya aku tak
punya alasan untuk mencintaimu.
Dan terpuruk ketika akhirnya kau meninggalkanku.
Dan terpuruk ketika akhirnya kau meninggalkanku.
Tapi...,
kalau aku benar-benar tak pernah bertemu denganmu, mungkin aku tak akan pernah tahu seperti apa rasanya berdua saja denganmu. Menikmati waktu bergulir tanpa terasa.
Aku juga tak mungkin bisa tahu seperti apa rasanya sungguh-sungguh mencintai...
dan dicintai sosok seindah sakura seperti dirimu.”
kalau aku benar-benar tak pernah bertemu denganmu, mungkin aku tak akan pernah tahu seperti apa rasanya berdua saja denganmu. Menikmati waktu bergulir tanpa terasa.
Aku juga tak mungkin bisa tahu seperti apa rasanya sungguh-sungguh mencintai...
dan dicintai sosok seindah sakura seperti dirimu.”

Tidak ada komentar:
Posting Komentar