Jumat, 15 November 2013


BAKAL SERU: Point guard CLS Knights Surabaya Mario Wuysang (kiri) bersama shooting guard Gardua Kukar Bandung Diftha Pratama dalam konferensi pers di Best Western OJ Hotel Malang, Jumat (15/11). (Foto: Farid Fandi/Jawa Pos)
nblindonesia.com - 16/11/2013
Start yang Menantang
Super Mario Siap Menerjang
Siapkan sabuk pengaman. Sebab, perjalanan Speedy NBL Indonesia 2013-2014 dimulai hari ini (16/11). Duel CLS Knights Surabaya melawan Garuda Kukar Bandung akan menjadi salah satu menu utama hari pembuka seri I di GOR Bimasakti Malang.

Pertemuan terakhir antara ke­dua tim terjadi pada preseason tournament di DBL Arena 27 September lalu. Garuda menang dengan skor cukup jauh 69-55. Saat itu sebelum pertandingan, CLS memang sudah memastikan tempat di semifinal. Sedangkan Garuda gagal ke empat besar.

Namun, faktanya CLS bekerja sangat keras dan serius untuk memenangi laga. Alih-alih memberikan porsi kepada pemain cadangan, pemain starter bermain dengan minute play yang panjang. Bahkan, point guard utama Dimaz Muharri turun selama 40 menit alias tidak beristirahat sedetik pun!

Garuda, meski mengalami perombakan pemain hingga pergantian pemilik, tetaplah tim yang berbahaya. Walau sempat diragukan, pemain muda Garuda tampil luar biasa. Saat itu pemain sophomore (tahun kedua) Garuda Diftha Pratama tampil gila dengan 21 poin.

Namun, CLS sedikit diunggulkan. Masuknya Mario Wuysang membuat CLS sangat diperhitungkan. Kim Dong-won, head coach CLS, akhirnya memiliki banyak kombinasi dalam memainkan senjata andalannya, double point guard.

Berusia 34 tahun, Wuysang masih dianggap berbahaya. Kemampuannya untuk berperan tidak hanya di dalam lapangan tetapi menjadi leader tim menjadi faktor penting bagi CLS yang sering anjlok dalam kondisi-kondisi kritis.

''Saya baru sebulan berada dalam tim ini. Masih butuh proses untuk bisa beradaptasi dan membangun chemistry. Target saya tidak hari ini, tetapi Juni nanti (Championship Series),'' ucap Wuysang, mantan pemain Garuda dan Aspac Jakarta itu.

''Memang saya berusia 34 tahun. Anda tidak bisa menyangkal waktu. Namun, nilai saya tidak hanya di lapangan, tetapi difungsikan sebagai leader tim. Dengan umur saya ini, wajar banyak yang meragukan. Tetapi, saya masih kompetitif dan ingin menang,'' ucap pemain berjuluk Super Mario tersebut. (nur/c17/ham)

CLS v Garuda 

Dimaz Muharri v Wendha Wijaya 

Pertemuan Dimaz melawan Wendha akan menjadi kunci pertandingan ini. Dua playmaker tersebut memiliki kemampuan yang hampir setara dalam melakukan assist, steal, dan menerobos pertahanan lawan. 

Mario Wuysang v Diftha Pratama 

Diftha Pratama sering tampil hebat saat melawan CLS. Akurasi tembakan Diftha yang akurat menjadi momok utama. Di sisi lain, dengan sistem Kim Dong-won, CLS susah untuk menentukan shooter kunci.

Dwi Haryoko v M. Dhiya'Ulhaq

Dwi adalah tipikal bigman modern. Dia kuat di bawah ring, memiliki kaki yang lincah, dan tembakan medium yang lumayan. Sedangkan Dhiya'Ulhaq unggul dalam hal rebound dan block. (nur/c17/ham)
Story Provided by Jawa Pos

Tidak ada komentar:

Posting Komentar