Selasa, 28 Januari 2014



CINTA BASKET: Pelatih Sritex Dragons Enduro Solo Pek King Dhay berkomunikasi dengan wasit Fitriana Warap Sari dalam pertandingan kemarin. (Foto: Hendra Eka / Jawa Pos)
wnblindonesia.com - 17/01/2014
Pek King Dhay, Kembali ke Basket via WNBL sebagai Pelatih SritexDragons Enduro
Paling Sulit, Hadapi Pemain yang Semaunya Sendiri
Sudah cukup nyaman dengan bisnis pakaian olahraga, Pek King Dhay kembali menekuni basket. King Dhay menerima tawaran melatih tim Speedy WNBL Indonesia, Sritex Dragons Enduro Solo. Debutnya berjalan mulus, Sritex menang.

MUHAMMAD AMJAD, Jakarta
---

PEK KING DHAY adalah salah seorang anggota tim nasional basket paling sukses sepanjang sejarah Indonesia di SEA Games. Sebagai shooter, peran King Dhay cukup vital untuk membawa timnas, meraih perak SEA Games 2001. Dia tajam, cepat, dan punya gerakan yang eksplosif.

Itulah medali perak pertama Indonesia di pesta olahraga tertinggi Asia Tenggara. Prestasi tersebut diulangi pada SEA Games 2007. Dua medali itu adalah catatan tertinggi basket Indonesia di Asia Tenggara.

Musim lalu, pada usia 35 tahun, King Dhay masih membela Pacific Caesar Surabaya. Tetapi, pemain kelahiran Kediri, Jawa Timur, itu hanya bermain di satu seri.

Setelah pensiun sebagai pemain, King Dhay melakukan banyak aktivitas. Dia pernah menjadi pelatih tim putra junior Bhinneka Solo. Sebelumnya, pada 2011, mantan pemain CLS Knights Surabaya itu menjadi arsitek tim SMA Kalam Kudus, Sukoharjo.

Dia membawa tim SMA itu menjadi kampiun Honda DBL Central Java Series-South Region. King Dhay juga punya bisnis distributor jersey basket dari Tiongkok. Bisnis yang sebenarnya cukup menjanjikan.

''Tetapi, saya tidak bisa meninggalkan basket,'' kata King Dhay kemarin (16/1).

Bekal itulah yang membuat manajemen Sritex tidak ragu menunjuk dia. Debut King Dhay di Speedy WNBL Indonesia cukup manis. Dia memimpin Maharani Adhipuspitasari dkk menekuk Merah Putih Predators Jakarta 65-51 di Hall Basket Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, kemarin.

''Enak jadi pemain, iso sak karepe dhewe (bisa semaunya). Sekarang pusing, ngurus pemain seng sak karepe dewe,'' ucap legenda Bhinneka Solo tersebut, lantas tertawa lebar. Sebagai catatan, saat menjadi pemain, Khing Day memang dikenal temperamental.

Di Sritex, King Dhay menggantikan Sugeng Purnomo pada akhir musim WNBL 2012-2013. Mamad -panggilan Sugeng- sebelumnya mengisi tempat yang ditinggalkan pelatih Wempi Wiyanto.

''Waktu itu saya membantu Coach Mamad. Dia ternyata juga mundur, mencari pelatih baru sulit. Karena itu, saya dinaikkan,'' ujarnya.

Karena sudah ditunjuk sebagai pelatih, King Dhay tidak ingin setengah-setengah. Bagi pelatih yang gemar memelihara burung itu, menjadi pelatih adalah tantangan yang harus diselesaikan. Karena itu, dia mengaku harus banyak belajar pada musim pertamanya.

''Tapi, saya bukan tidak punya bekal. Sebelumnya saya sering melatih. Mulai tim SMA hingga di level junior klub,'' tuturnya.

King Dhay ingin memenuhi target dari manajemen Sritex, yakni menembus championship series alias empat besar. ''Dijalani perlahan. Pastinya saya ingin membawa Sritex bisa lebih baik dari segi permainan. Juga meningkatkan mental pemain muda,'' tandasnya. (*/c4/ang)
Story Provided by Jawa Pos

Tidak ada komentar:

Posting Komentar