GURU ISTIMEWA: Shooting guard Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta Dimas Aryo Dewanto mengajar matematika saat NBL Berbagi Back to School di SDN-SMPN Satu Atap Singosari, Selasa (19/11)
nblindonesia.com - 20/11/2013
Ngajar Matematika malah Ditanya Pacar
NBL Berbagi Back to School di SDN-SMPN Satu Atap Singosari
SUASANA beberapa kelas di SD Negeri dan SMP Negeri Satu Atap Singosari, Selasa (19/11), berbeda dibanding hari biasanya. Siang itu, para siswa mendapat pengajaran dari dua 'guru spesial'. Mereka adalah Dimas Aryo Dewanto (shooting guard Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta) dan Mario Gerungan (Point guard Aspac Jakarta). Keduanya rela meninggalkan aktivitas latihan bersama klub masing-masing, dan menempuh perjalanan lumayan jauh dari kota Malang, untuk menjadi guru tamu di sekolah yang terletak di dukuh Sumbul, Desa Klampok, Singosari.
Mario yang baru saja menyandang gelar sarjana hukum, didaulat mengajar sejarah di kelas IX dengan topik bahasan tentang kedaulatan negara. Sedangkan Dimas, mengajar matematika di kelas VIIA, tentang persamaan linier.
Kedua pemain pun langsung beraksi dengan style masing-masing. Mario, misalnya. Dia langsung menjelaskan tentang NKRI dan beberapa pemberontakan yang terjadi di daerah. Saat mengajar, beberapa murid cewek terlihat senyum-senyum sendiri. Sambil beberapa kali tampak berbisik dengan teman sebangkunya.
Sama halnya dengan Mario, Dimas yang mengajar matematika tak luput dari perhatian. Saat dia memberikan contoh soal tentang persamaan linier, beberapa murid langsung antusias menjawab di depan kelas.
Suasana kelas menjadi heboh pada saat sesi tanya jawab. Bukannya bertanya soal pelajaran, beberapa siswa menanyakan tentang pacar. Tentu saja pertanyaan ini membuat situasi kelas ger-geran.
Ditemui usai mengajar, Mario mengaku ini momen spesial sepanjang hidupnya. Baru kali pertama dia berperan sebagai guru. "Ternyata menjadi guru tidak gampang," tutur kapten tim Aspac Jakarta ini.
Selain mengajar mata pelajaran untuk siswa-siswi SMP, Mario dan Dimas juga mengunjungi beberapa kelas SD untuk memberi motivasi, serta membagi bingkisan. Sebagai informasi, karena keterbatasan fasilitas, para siswa SD dan SMP harus berbagi kelas.
Salah satu siswa, Wahyu Mujaffar, mengaku sangat senang bisa kedatangan para pemain NBL Indonesia. Dia tak mengira sekolahnya yang jauh di pelosok desa, bisa dikunjungi pemain profesional. "Senang sekali bisa ketemu mereka. Apalagi dapat hadiah juga karena berani bertanya," tutur pelajar 13 tahun ini.
Selain menghadirkan dua pemain sebagai guru spesial, program NBL Berbagi Back to School ini juga melakukan pembangunan fasilitas olahraga sekolah, berupa lapangan bola basket. "Suatu kehormatan bagi kami karena mendapat kunjungan istimewa dari pemain NBL Indonesia. Semoga kedatangan mereka bisa menjadi inspirasi bagi para siswa," ungkap Suhariyanto, kepala sekolah SMP Negeri Satu Atap Singosari. (ziq/ziz)
Story provided by: Jawa Pos Radar Malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar