Senin, 22 Oktober 2012

Seharusnya kita.

Harusnya kita seperti ini, menyapa, berbicara, membuat kia tersenyum, bercanda, merindukan kita. aku rasa kamu sudah menebak kalau kita sudah bahagia. dan tak ada kata kita tidak bahagia dalam jarak.

A: Selamat malam sayang, cukupkah waktumu untuk hanya sekedar merindu memutar kembali ingatanmu akan senyumku?

B: Hai selama malam sayang. hmm. sepertinya seharian ini waktu untuk merindukanmu tak perlu kau ragukan, karena aku tetap merindukanmu kok.
A: Bisa hubungi aku sebentar saja? Agar ponselku berdering dan senyumku mengembang. Atau, bisakah kau membalas pesanku? Ah iya, yang tadi berkata aku rindu. Kau akan berkata hal yang sama kan?
B: Bukankah tadi aku sudah menghubungimu, lalu kamu mau apa lagi. rindu sudah terobati bukan? dan aku sudah membalas pesanmu, dan bukankah isinya tentang kerinduan kita. apa aku terlalu lama membalasnya, maaf aku tadi sibuk.
 A: Oh? Kau masih bersama kawan-kawanmu? Sepertinya mereka senang sekali 'merebutmu dariku'.
B: Aku? sama teman-temanku? enggak, aku di sini sendiri dan di sana ada kamu, oke malam ini aku khususkan untuk kamu kok. :)
A: Benar? Kau tak bercanda atau akan menghilang tiba-tiba kan?
B: Serius aku tak bercanda, apa aku harus bilang ciyuuuuss. ah aku tak ingin bercanda, iya aku di sini sendiri dan utk km di sana. 
A: Hahaha kau membuatku merindukan tawamu. Seharusnya kita bisa berbincang seperti ini, bertatap muka seperti malam yang telah lalu. Ah.
B: Jangan kau tuliskan tentang "bertatap muka seperti malam yang telah lalu", ah itu akan membuatmu tertawa lalu menangis, karena pasti kau akan merindukanku secara mendadak.
A: Aku sudah merindukanmu. Bukan hanya hari ini, namun akan tetap dan terus seperti itu. Kau perasa tentang apa yang kurasakan bukan?
B: Aku juga merindukanmu, tapi caranya tak begini, aku suka pura-pura tak acuh karena aku tak ingin terpuruk karena rindu. Kau tahu? aku memang perasa dan aku selalu merasakan kalau kau merindukanku juga di sana. jangan buat ini semakin terpuruk keadaaanya sayang.
A: Kesibukanmu membantumu acuh. Bersyukurlah.
B: Maksudmu? bersyukur yang kau tuliskan ambigu bagiku. aku tak mengerti, jelaskan. 
A: Kau bisa sibuk dan lupa. Sedangkan aku? Aku tak pernah bisa memendam rinduku, adakah tergerak di hatimu untuk sekedar memperhatikan?
B: Kau pasti mengeluarkan "senjada andalan" dengan menggunakan alasan untuk menyerangku karena aku lupa dan senjata itu adalah aku terlalu sibuk Aku sibuk? iya. bukankah di setiap jeda yang aku punya, aku sempat untuk mengabarimu. sadarkah? 
A: Jangan memancing pertengkaran, dan jangan menyalahkan perasaanku yang terlalu sensitif karena merindumu.
B: Aku tak ingin memancing pertengkaran, setiap kata yg kita tuliskan bukan untuk kita. tp rindu dan emosi kita bukan? sadarkah?
A: Iya aku tahu, tapi janganlah perpanjang perdebatan ini. Aku... ah, telfonlah agar sesekali berdering ponsel ini karenamu. Terima kasih untuk semua rindu yang terbalas, terima kasih untuk semua rindu yang ikut kurasakan. Kau tahu? Berdebat itu tak selamanya buruk, terkadang juga bisa berakhir dengan percakapan manja dan keinginan untuk menjadi lebih baik.
B: Kamu tak perlu berterima kasih padaku, karena membuatmu tersenyum kembali, adalah tugasku. atas dasar karena kita saling memiliki bukan aku atau kamu yang mengalah, aku takut. suatu saat yang mengalah akan kalah. akan kalah. Iya aku tahu, karena setiap perdebatan ada masalah kecil yang ingin diselesaikan dengan bijak, tentunya perlu bantuan dari hati yang tenang, aku dan kamu hingga menghasilkan kita kembali, itu rumus cinta yang semua orang gunakan kok.
A: Aku perlu berterima kasih atas hadirnya dirimu di sisiku, aku menemukan jiwaku yang lain meskipun kau sedang berada jauh dari pandanganku. Tak ada kata lelah bagiku merindumu. Bahkan, aku ingin merasakannya terus, dan terus lagi.
B: Aku sudah bilang tadi, jangan berterima kasih padaku, berterima kasihlah pada Tuhan. karena Tuhanlah pertemukan kekurangan kita. Lalu kita melengkapi kekurangan dengan kita, itulah sederhananya cinta. membuat orang yang luka terobati, yang kurang untuk melengkapi. katamu yang terakhir tadi, bersabarlah, karena suatu saat aku pasti ada di sisimu. Jika aku atau kau sudah lelah menahan rindu, aku pasti nekat untuk menemuimu, karena aku tau ketika kita sudah mengeluh dan kita sudah lelah, itulah moment yang tepat untuk bertemu.
A: Aku berterima kasih padamu karena kau mau hadir melengkapiku, Tuhan mengirimkanmu, dan terimakasih kau sudah mau hadir.
B: Ah, kau banyak berterima kasih padaku, jangan puji aku. aku nanti terbang dan tertidur utk menemuimu. dan kau aku biarkan.
 A: ...
B: ...
A: ...
B: ... 
A: Kau masih terbangun? Ada untukku sebentar? Hantarkan aku kembali terlelap. Terlalu jauhkah jarakmu dari ponselmu? Aku tahu begitu kau mendapati ponselmu dengan pesanku yang tertinggal kau akan segera ada untukku. Entah, tenang saja rasanya mengirimkan pesan seperti ini. Meskipun entah kau membalasnya nanti ataukah sesegera ini.


"Sudahkah kamu membuatnya tersenyum hari ini, membuat dia tak mengkhawatirkanmu".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar